WNI Terkena Peluru Nyasar di Sudan, Kemenlu Memastikan Sudah dalam Kondisi Sehat

Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang terkena pantulan peluru nyasar di Sudan kini sudah dalam kondisi sehat. Peristiwa tersebut terjadi pada hari kedua konflik di negara tersebut, yang melibatkan pertempuran antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Konflik di Sudan telah menewaskan setidaknya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang. Berita ini menjadi perhatian dunia dan menarik keprihatinan dari pemerintah Indonesia serta masyarakat internasional. Dalam menghadapi situasi yang semakin memburuk, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI Khartoum telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan membantu WNI yang ada di Sudan.
Sebelumnya, KBRI Khartoum telah mengamankan 15 WNI ke rumah aman (safe house) di kantor KBRI Khartoum. Evakuasi dilakukan pada Selasa, 18 April 2023, dengan menggunakan kesempatan pergerakan saat terjadi distribusi logistik. Sebagian besar WNI yang dievakuasi merupakan keluarga yang memiliki anak kecil atau bayi, serta ibu hamil.
Sebagai upaya untuk melindungi WNI yang belum dapat mencapai safe house KBRI, pemerintah Indonesia mengimbau agar mereka tetap berada di dalam rumah masing-masing dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Pergerakan menuju safe house KBRI akan dilakukan ketika situasi keamanan sudah memungkinkan.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Sudan juga telah memberikan bantuan logistik kepada sekitar 200 WNI yang terdampak konflik. Mayoritas mereka adalah mahasiswa dan pekerja migran Indonesia (PMI). KBRI telah mendistribusikan sembako kepada WNI, termasuk kepada 76 mahasiswa yang ditampung di Auditorium Kampus Internasional University of Africa. Bantuan yang diberikan meliputi mie instan, roti, beras, telur, teh, kopi, dan air mineral.
Menurut data KBRI, jumlah WNI di Sudan mencapai 1.209 orang, yang kebanyakan berdomisili di wilayah Khartoum. Sebagian dari mereka juga tinggal di Wad Madani dan Port Sudan. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memberi perlindungan dan bantuan kepada WNI yang ada di Sudan seiring dengan terus berlanjutnya konflik di negara tersebut.
Konflik di Sudan merupakan tantangan besar bagi pemerintah Indonesia, baik dalam hal diplomasi internasional maupun perlindungan WNI yang ada di Sudan. Untuk itu, pemerintah perlu terus meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung WNI yang membutuhkan bantuan dan perlindungan di Sudan.
Meskipun situasi di Sudan terus memburuk, pemerintah Indonesia optimis bahwa WNI yang ada di sana akan terus mendapatkan bantuan dan perlindungan yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia melalui KBRI dan Kementerian Luar Negeri menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga kepentingan dan kesejahteraan WNI di luar negeri, termasuk di Sudan.
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, Indonesia juga turut prihatin atas konflik yang terjadi di Sudan dan berharap agar situasi di sana segera membaik. Pemerintah Indonesia mendorong upaya-upaya perdamaian melalui diplomasi internasional dan berharap agar kekerasan di Sudan dapat diakhiri segera, demi kemaslahatan masyarakat Sudan dan WNI yang ada di sana.
Baca berita terbaru lainnya di sini.