Ekonomi

Wapres Menyebut Adanya Kampanye Negatif Terkait Sawit Karena Tingginya Produksi CPO Indonesia

Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, baru-baru ini mengungkapkan adanya kampanye negatif terkait industri sawit Indonesia, terutama dalam hal produksi minyak sawit mentah (CPO). Hal ini disampaikannya dalam acara pengukuhkan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) periode 2023-2028 di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Ma’ruf mengatakan bahwa kampanye negatif tersebut menyoroti produksi CPO yang tinggi dan menuduh kelapa sawit sebagai penyebab perubahan iklim.

Menurutnya, kampanye ini seringkali menyebut sawit sebagai penghancur lingkungan, mengakibatkan kerusakan hutan, menyerap banyak air, menghuni lahan gambut, serta menghasilkan minyak yang mengandung lemak. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait, termasuk pengusaha sawit, harus menyusun strategi dan melakukan kampanye positif untuk meredam isu tersebut.

Untuk mengatasi kampanye negatif ini, Ma’ruf menyarankan agar informasi dan kebijakan bisa diomunikasikan dengan efektif dan membuktikan bahwa pengembangan industri kelapa sawit nasional tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Ia mengklaim bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk menurunkan emisi karbon, yang salah satunya direalisasikan melalui Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Perkebunan Kepala Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO).

ISPO, menurut Ma’ruf, akan meningkatkan daya saing dan memperkuat upaya percepatan penurunan emisi karbon dari industri kelapa sawit. Ia menyebutkan bahwa tutupan kebun sawit nasional seluas 16,38 juta hektar berkontribusi pada penyerapan 2,2 miliar ton CO2 setiap tahun. Selain itu, program biodiesel atau B30 untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil juga telah mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 29,5 juta ton setara CO2 pada tahun 2022.

Ma’ruf meyakini bahwa jika fakta-fakta terkait kontribusi kebun sawit dalam mengendalikan perubahan iklim dapat dikomunikasikan dengan baik, maka masyarakat internasional akan lebih memahami, sehingga dapat menekan kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.

Sementara itu, Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, mengatakan bahwa kampanye negatif terhadap sawit dapat mengurangi pangsa pasar ekspor jika tidak ditanggapi. Oleh karena itu, Eddy menekankan pentingnya pengusaha dan pemerintah untuk terus melawan kampanye negatif ini.

Eddy menyampaikan bahwa upaya-upaya untuk melawan kampanye negatif ini terus dilakukan, termasuk memberikan informasi dan pemahaman kepada konsumen di Eropa mengenai minyak sawit. Penyampaian informasi yang benar mengenai industri sawit diharapkan dapat merubah pandangan masyarakat terhadap kelapa sawit.

Industri kelapa sawit telah menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Selama ini, sawit sering dianggap sebagai komoditas yang tidak ramah lingkungan. Namun, pemerintah dan pengusaha terus berupaya untuk menjadikan industri sawit sebagai sektor yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Melalui peraturan dan program yang ada, seperti ISPO dan B30, pemerintah Indonesia berusaha membuktikan bahwa industri kelapa sawit tetap komitmen menjaga keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan isu negatif seputar kelapa sawit dapat diminimalkan dan reputasi industri sawit Indonesia di mata dunia dapat terus terjaga.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.