Wacana Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres, Apakah Puan Maharani Tersingkir?

JAKARTA, KOMPAS.com – Wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 merangsang tanda tanya tentang nasib Puan Maharani. Sebagaimana diketahui, Puan dianggap sebagai kandidat calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan. Di internal partai banteng, namanya bersaing dengan Ganjar.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyoroti bahwa jika PDI-P mengajukan nama Puan sebagai kandidat, ia bisa ditempatkan sebagai calon RI-2. Terbuka peluang buat Puan mendampingi Prabowo yang kekeh maju sebagai capres pada pemilu mendatang.
Puan memang memiliki jabatan strategis sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bidang Politik dan Keamanan. Pada pertengahan tahun lalu, Puan juga ditugaskan untuk bertemu rakyat di seluruh penjuru Tanah Air, tugas yang diamanatkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri, pemimpin tertinggi PDI-P.
Berbeda dengan Ganjar yang memiliki elektabilitas tembus 30 persen, tingkat elektoral Puan masih berada di kisaran angka 1 persen. Umam menanyakan apakah Puan akan dipaksa untuk mengalah dengan adanya wacana Prabowo-Ganjar.
PDI-P sendiri belum angkat bicara soal calon presiden maupun calon wakil presiden (cawapres) yang akan mereka usung. Namun, Umam memproyeksikan bahwa jika Prabowo tetap ingin menjadi capres, bukan sekadar cawapres, maka proposal politiknya harus diubah menjadi Prabowo-Puan.
Wacana duet tersebut disambut hangat oleh Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyatakan bahwa partainya berpeluang mendukung Ganjar pada Pilpres 2024, asalkan dia dipasangkan sebagai cawapres Prabowo. Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya mendorong kader internal untuk maju sebagai capres.
Negosiasi yang panjang diperlukan untuk menemukan titik temu kepentingan sehingga gabungan PDI-P dan Gerindra bisa bisa berlayar. Berbagai fakta politik harus dinegosiasikan agar bisa menemukan titik temu kepentingan. Hal ini mengingat PDI-P juga menginginkan kadernya maju sebagai capres, bukan sekadar cawapres.
Meskipun wacana Prabowo-Ganjar menyisakan tanda tanya tentang nasib Puan Maharani, ia tetap memiliki peluang untuk menjadi calon RI-2. Dengan pengalaman yang dimiliki Puan selama ini, ia bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mendampingi Prabowo.
Negosiasi yang panjang dan tepat wajar dilakukan untuk menemukan titik temu kepentingan. Hal ini akan mengakomodir kepentingan Gerindra dan PDI-P. Dengan wacana Prabowo-Ganjar, Gerindra dan PDI-P bisa menjadi gerbong koalisi yang besar dan lebur kekuatan dari kedua partai.
Sebagai partai pemenang pemilu, PDI-P tentu ingin memajukan kader internalnya sebagai calon presiden. Namun, jika terjadi perubahan proposal politik menjadi Prabowo-Puan, maka Puan punya peluang untuk mendampingi Prabowo.
Negosiasi yang panjang dan tepat wajar dilakukan untuk menemukan titik temu kepentingan. Hal ini akan mengakomodir kepentingan Gerindra dan PDI-P. Dengan wacana Prabowo-Ganjar, Gerindra dan PDI-P bisa menjadi gerbong koalisi yang besar dan lebur kekuatan dari kedua partai.
Baca juga: Jika Prabowo dan Ganjar Duet, Akan Muncul Koalisi Besar, Kekuatan Gerindra dan PDI-P Akan Melebur Bersama.