TNI AL Siap Hadapi Ancaman dengan Kapal Selam dan Satelit Militer

TNI AL sedang menjajaki pembelian kapal selam dan mengembangkan satelit militer untuk menghadapi ancaman pertahanan ke depan. Ancaman pertahanan semakin bervariasi, terutama dalam hal perang siber dan proksi. KSAL Ali mengatakan bahwa peperangan konvensional dan non-konvensional harus dihadapi, dan TNI AL sedang membangun kekuatan untuk itu.
Dalam hal perang konvensional, pembangunan kapal selam menjadi hal krusial. Sampai saat ini, TNI AL hanya memiliki empat kapal selam yang masih beroperasi. Ali baru saja kembali dari Eropa untuk melihat beberapa produsen kapal selam, dan akan memilih kapal selam mana yang akan dibeli nanti. Rencananya, hal ini akan dibahas di Kementerian Pertahanan.
Selain itu, TNI AL juga akan mengembangkan satelit militer agar dapat melaksanakan peperangan berpusat pada jaringan (network centric warfare). Satelit militer ini akan dikembangkan oleh Puskodal TNI AL dan akan memiliki kemampuan C4ISR. Dalam hal ini, satelit militer akan menjadi bagian dari postur rencana TNI AL dari tahun 2025 hingga 2045.
Tidak hanya itu, TNI AL juga sedang mempersiapkan kendaraan nirawak seperti unmanned surface vehicle (USV), unmanned undersea vehicle (UUV), dan unmanned aerial vehicle (UAV). Semua ini akan disiapkan dan dimasukkan ke dalam postur rencana TNI AL dari tahun 2025 hingga 2045.
Peningkatan kapasitas kapal selam dan satelit militer menjadi kebutuhan yang tak terelakkan bagi TNI AL. Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kantor Staf Presiden RI, mengatakan bahwa munculnya potensi ketegangan antara Amerika Serikat dan China pada dekade 2030-an menambah urgensi peningkatan kapasitas tersebut. Melihat kondisi geografis kepulauan Indonesia serta postur pertahanan saat ini, peningkatan kapasitas kapal selam dan satelit menjadi kebutuhan yang tak terelakkan.
TNI AL telah melakukan kerja sama dengan berbagai negara dalam rangka pembangunan kapal selam. Salah satunya adalah kerja sama dengan Italia untuk membangun kapal selam midget, yang saat ini masih dalam tahap riset. Kerja sama semacam ini akan membantu TNI AL dalam memperkuat kapasitas pertahanannya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyampaikan bahwa TNI AL siap menghadapi ancaman ke depan dengan menjajaki pembelian kapal selam dan mengembangkan satelit militer. Ancaman pertahanan semakin bervariasi, termasuk perang siber dan proksi, dan TNI AL sedang membangun kekuatan untuk menghadapinya. Pembangunan kapal selam menjadi fokus penting dalam perang konvensional, sedangkan satelit militer akan membantu TNI AL dalam melakukan network centric warfare. TNI AL juga sedang mempersiapkan kendaraan nirawak untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Peningkatan kapasitas kapal selam dan satelit militer menjadi kebutuhan tak terelakkan bagi TNI AL, mengingat kondisi geografis Indonesia dan potensi ketegangan di masa depan. Kerja sama dengan negara lain juga telah dilakukan untuk membangun kapal selam dan memperkuat kapasitas pertahanan TNI AL.