Steak atau steik adalah potongan besar daging, yang biasanya berasal dari daging sapi yang dimasak dengan cara dipanggang. Dipanggang dengan tingkat kematangan yang berbeda sesuai selera.
Tipe-tipenya pun sangat beragam dimulai dari rib eye steak, t-bone, sirloin, tenderloin, filet mignon, dan masih banyak lagi. Seluruhnya bisa dikonsumsi oleh semua kalangan baik laki-laki maupun wanita.
Salah satu restoran yang ada di Liverpool, Inggris menuai kritik dikarenakan ia menjual steak khusus untuk kaum wanita.
Restoran tersebut dinilai mendiskriminasi perempuan karena menghidangkan satu porsi steak dengan ukuran porsi yang berbeda dibanding untuk porsi laki-laki.
Nama menu tersebut adalah ‘Ladies Fillet’. Ia menghidangkan daging steak seberat 8 ons di mana ukuran ini 2 ons lebih kecil dibandingkan menu ‘Fillet Steak’.
Dengan harga jualnya sebesar Rp335 ribu per porsi (18,95 pounds Inggris), Ladies Fillet lebih murah dari Fillet Steak yang seharga Rp442 ribu per porsi (24,95 pounds Inggris).
Restoran Manhattan Bar and Grill ini menjadi viral setelah pemilik akun Twitter @PlanetVicster, mengunggah list menu dan harganya. Tidak lama setelah diunggah, netizen kemudian membanjiri cuitan tersebut dengan cibiran dan olokan pada restoran yang telah membuat menu diskriminasi tersebut.
Akun @Naz_Faulkner memberikan komentar yang berbunyi “Level baru dalam diskriminasi perempuan.”
Tidak lama, Karl Hassan, Direktur Pelaksana Manhattan Bar and Grill angkat bicara menanggapi respons yang diberikan warganet. Ia sebut bahwa para pelanggannya tidak memiliki keberatan dengan pilihan menu ‘Ladies Fillet’ mereka.
“Kami memberi pelanggan wanita apa yang mereka inginkan. Mereka ingin steak fillet yang lebih kecil, kami memberinya,” ujarnya, dikutip dari The Independent.
Sementara perihal pemberian nama pada menu ini ia mengaku dapat inspirasi dari acara balap kuda Grand National di Inggris yang akan diadakan pada bulan April mendatang di Liverpool.
“Grand National mengadakan Ladies Day, maka Manhattan Grill and Bar punya Ladies Fillet,” tegas Hassan.
SUMBER: CNN