Staf MER-C Meninggal saat Mengendarai Ambulans di Depan RS Indonesia di Gaza

Salah satu relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang bernama Abu Ramzi telah meninggal dunia di tengah konflik antara Hamas dan Israel di Gaza. Abu Ramzi adalah seorang warga Palestina yang telah menjadi relawan dan sopir ambulans di Rumah Sakit Indonesia di Gaza selama lebih dari 10 tahun.
Presidium MER-C, Faried Thalieb, mengatakan bahwa Abu Ramzi adalah seorang sosok yang setia dalam membantu agenda kemanusiaan di Palestina. Ia telah banyak membantu dalam membangun RS Indonesia di Gaza dan juga terlibat dalam penyediaan bantuan pada saat-saat tertentu seperti bulan Ramadhan.
Abu Ramzi dikabarkan menjadi korban serangan drone saat ia sedang mengendarai ambulans di depan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Keadaan Rumah Sakit Indonesia saat ini juga tidak baik-baik saja, dengan stok obat-obatan dan keperluan operasi yang semakin menipis. Kurangnya dokter yang kelelahan juga mempengaruhi pelayanan medis kepada korban.
MER-C memandang penting adanya bantuan tim kemanusiaan yang dikirim ke Gaza. Mereka telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Kairo untuk memberikan fasilitas tim medis dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza. Tim ini akan dipimpin oleh Faried Thalib, yang telah memiliki pengalaman dalam bekerja di Gaza.
MER-C meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi tim ini agar segera dapat masuk ke Gaza. Konflik antara Hamas dan Israel telah menyebabkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri diharapkan dapat membantu dalam memfasilitasi dan mengirimkan tim medis ke Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyatakan perang terbuka terhadap Hamas. Jumlah kematian akibat konflik ini terus bertambah, dengan sedikitnya 900 orang tewas di Israel dan lebih dari 650 orang tewas di Gaza. Hamas juga telah menyandera lebih dari 100 orang.
Konflik antara Hamas dan Israel di Gaza ini telah berdampak buruk terhadap kondisi medis di daerah tersebut. Banyak rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan, sehingga sulit untuk memberikan pelayanan medis yang memadai kepada korban. Bantuan kemanusiaan sangat diperlukan untuk membantu korban yang terluka dan memastikan kebutuhan medis dapat terpenuhi.
Pemerintah Indonesia dan MER-C telah bekerja sama untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina selama bertahun-tahun. Mereka telah menyediakan berbagai bentuk bantuan seperti obat-obatan, alat medis, dan tenaga medis untuk membantu korban konflik.
Dalam situasi saat ini, kecepatan dalam memberikan bantuan kemanusiaan sangat penting. Bantuan medis dan logistik harus segera disalurkan ke Gaza untuk membantu korban yang membutuhkan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri diharapkan dapat mempercepat proses pengiriman tim medis dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Konflik antara Hamas dan Israel di Gaza adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh diabaikan. Setiap upaya harus dilakukan untuk menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kepada korban yang terluka. Semoga bantuan dari Indonesia dan negara-negara lain dapat membantu meringankan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.