Erick Thohir, Menteri BUMN Indonesia menyentil soal kinerja keuangan dari perusahaan terbesar di sektor informasi dan komunikasi lengkap, PT Telekomunikasi Indonesia (persero), hari Rabu (13/2). Pasalnya, Erick meminta pihak Telkom untuk ubah kinerja perusahaannya.
Pendapatan Telkom dari jasa dan jaringan telekomunikasi menurut data tahun 2017 sebesar Rp22,14 triliun dengan anak perusahaan sebanyak 13 perusahaan.
Perubahan ini perlu dilakukan apabila tidak ingin tertinggal karena disrupsi teknologi yang sudah tidak memungkinkan untuk dihentikan di era bisnis pada saat ini.
Telkom diminta untuk tidak terus bergantung pada pendapatan dari PT Telekomunikasi Seluler, karena memang pendapatan terbesar berasal dari sana sebanyak 70%.
“Mending gak ada Telkom. Langsung saja (Telkomsel) milik Kementerian BUMN. Dividennya dipastikan akan jelas. Karena itu, kami berharap ke depannya bisa berubah,” ucap Erick.
Sindirannya ini memang bisa dimaklumi. Dalam lima tahun kebelakang, kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia cenderung lambat.
Rangkuman tiga tahun terakhir dari 2015 hingga 2017 pendapatan Telkom masih masuk pada dua digit dan terkesan positif. Tetapi, memasuki tahun 2018, pendapatan hanya masuk pada satu digit saja, sehingga terkesan negatif.
Data 2015 pendapatan Telkom sebesar Rp14,47 triliun, pada tahun 2016 laba naik sebesar 6,97%.
Namun, perseroan mencatat pertumbuhan utang yang sebesar 23,24% dari Rp55,83 triliun jadi Rp72,74 triliun di tahun 2015.
Pada tahun 2016 pun laba naik sebanyak 25%, di mana pada tahun 2015 sebesar Rp15,48 triliun naik menjadi Rp19,35 triliun.
Kinerja keuangan perusahaan melambat karena kenaikan utang yang besar. Kenaikan yang terbesar sebanyak 14,41% di tahun 2016 sebesar Rp19,35% namun di tahun 2017, melonjak menjadi Rp22,14 triliun.
Tren lonjakan utang masih terus terjadi di tahun 2019, naik 10,85% setara dengan Rp98,54 triliun di kuartal III tahun 2019. Aset perusahaan berdampak juga yang naik sedikit sebesar 4,26% saja atau sebesar Rp214,00 triliun di kuartal III tahun 2019.
SUMBER: CNN