Kabar dari Kapuas, Kalimantan Tengah melaporkan ada sebanyak tujuh dokter terserang bakteri MRSA (Methicillin Resistant Staphyfococcus Aureus) di RSUD Soemarno, Kaltim.
Pengawalan bakteri tersebut tersebar dari seorang balita yang mereka rawat pada Desember tahun 2019.
Balita berumur 3 tahun tersebut, pada awalnya diduga terkena penyakit sepsis pneumonia. Namun, setelah hasil lab keluar, balita tersebut ternyata terserang oleh bakteri MRSA.
Diketahui MRSA adalah penyakit bintit yang berasal dari bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri tersebut adalah bakteri gram positif yang merupakan mikroflora normal manusia. Biasanya terdapat di saluran pernapasan bagian atas dan pada kulit.
Infeksi dari bakteri S. aureus ini memiliki patologi seperti bisul, pneumonia, arthritis, meningitis dan jerawat.
Sebagian penyakit akibat bakteri ini memproduksi nanah.
dr. Agus Walyu, Direktur RSUD Soemamo Kapuas berkata bahwa balita tersebut saat itu datang dengan kondisi yang kritis dan langsung ditangani dengan perawatan yang intensif.
“Setelah tidak kunjung ada perubahan, lalu tim dokter kita mengambil sampel darah dan urin,” ujarnya, Senin (3/2). Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium yang ada di Banjar Baru untuk tes uji lab. Tes tersebut memakan waktu selama lima hari.
Balita tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama tiga hari. Diagnosa dokter terhadap penyebab kematian balita tersebut pada awalnya adalah shock sepsis pneumonia.
Tetapi, dari hasil uji lab yang sudah diterima oleh pihak RS, ternyata diketahui bahwa balita tersebut positif terinfeksi bakteri MRSA.
SUMBER: Kompas