Sandiaga Dianggap Kesulitan Mendapatkan Kursi Cawapres dalam Koalisi Besar

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno diperkirakan kesulitan untuk bersaing dalam memperebutkan posisi calon wakil presiden (cawapres) di koalisi besar Indonesia. Koalisi besar tersebut kini sedang dijecari oleh lima partai politik, yaitu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menurut Ahmad Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), posisi cawapres pada koalisi besar ini sulit diraih oleh Sandiaga Uno. Hal ini dikarenakan saat ini sudah ada pertarungan yang melibatkan tiga kekuatan besar untuk memperebutkan kursi cawapres tersebut.
Beliau juga menilai bahwa calon presiden di koalisi besar akan cenderung condong kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sementara, pilihan figuran cawapres diperebutkan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Erick Thohir yang kemungkinan diusulkan oleh PAN.
Dalam situasi seperti ini, jika Sandiaga Uno tetap memaksakan diri untuk menjadi bagian dari koalisi besar, maka pertaruhannya akan sangat besar. Sebagai alternatif, Umam menyarankan agar Sandi dan PPP menciptakan koalisi baru dengan PDI-P untuk memanfaatkan dukungan politik Islam moderat.
Sebelumnya, isu terkait Sandiaga Uno yang akan hengkang dari Partai Gerindra telah ramai diperbincangkan. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun mengonfirmasi bahwa Sandi telah berpamitan dengan Prabowo Subianto. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada keputusan resmi soal keputusan Sandiaga Uno untuk pindah partai politik. Sandi sendiri mengaku akan mengumumkan keputusan tersebut setelah lebaran tahun 2023.
Kehadiran koalisi besar di dalam dunia politik Indonesia diharapkan bisa menyuguhkan momen demokrasi yang lebih menjunjung tinggi asas-asas demokrasi. Dengan adanya koalisi besar yang melibatkan beberapa partai politik top, diharapkan dapat memberikan peluang bagi rakyat Indonesia untuk memilih calon pemimpin yang tepat dan berkualitas.
Selain itu, koalisi besar juga memiliki tujuan untuk menstabilkan kekuatan politik di parlemen. Dalam koalisi besar yang diusung oleh lima partai politik, diharapkan bisa membangun koordinasi yang baik antara pemerintah dan parlemen. Hal ini tentunya akan berdampak pada proses pengambilan kebijakan yang diusulkan oleh pemerintah maupun parlemen.
Keberhasilan koalisi besar juga turut menjadi salah satu faktor penentu bagi partai politik yang terlibat. Kesuksesan koalisi besar dapat meningkatkan citra partai politik, sehingga memiliki peluang lebih besar dalam meraih suara pada pemilu selanjutnya.
Kendati demikian, ada tantangan yang dihadapi koalisi besar dalam mengharmonisasikan kepentingan masing-masing partai politik yang terlibat. Pertentangan dan perbedaan pandangan antar partai politik di dalam koalisi besar tentu saja sangat mungkin terjadi, mengingat setiap partai politik memiliki ideologi dan prinsip yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komitmen antar partai politik yang terlibat dalam koalisi besar sangat vital dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan koalisi.
Terkait dengan posisi calon wakil presiden yang akan diusung oleh koalisi besar, kedepannya akan menarik untuk mengikuti bagaimana perkembangan dan dinamika diantara partai politik yang terlibat. Apakah Sandiaga Uno berhasil meraih posisi tersebut, atau justru calon lain yang akan unggul, tentunya akan menambah warna dari persaingan politik yang semakin kompetitif di Indonesia.
Baca berita terbaru lainnya di sini.