Connect with us

Teknologi

Realme 5i resmi meluncur di Indonesia dengan baterai kapasitas 5000mAh

Daksa Tumanggor

Published

on

cakapcakap.com

Setelah beredarnya bocoran tentang Realme 5i, Realme akhirnya merilis penerus dari Realme tipe 5 tersebut dengan penutup belakangnya yang tidak akan meninggalkan bekas dari sidik jari kita.

“Realme 5i dengan harga yang sangat baik di sekitar Rp 1 jutaan, untuk melanjutkan kesuksesan Realme 5,” ujar Felix Christian, Manajer Produk Realme Indonesia, pada pertemuan media di DKI Jakarta, hari Rabu.

Realme 5i ini keluar dengan pilihan dua warna, Forest Green dan Ocean Blue. Realme 5i ini mengusung desain Sunrise dengan bagian belakang yang berkilau dan desainnya yang memiliki tekstur.

“Ini membuat bebas sidik jari di bagian belakang,” katanya,

Realme 5i ini memiliki spesifikasi layar sebesar 6,5″ dengan mini drop untuk kamera depan yang lebih kecil sehingga menghasilkan 30,9% layarnya yang lebih luas.

Tidak hanya itu, ponselnya pun memiliki kapasitas baterai sebesar 5000mAh dengan bingkai anti panas, sehingga melindungi baterai dari suhunya yang naik, ada 304 isolasi dengan bahan stainless steel.

Realme 5i ini pun memiliki daya reverse charging yang bisa kita jadikan sebagai powerbank. Dari mesinnya, ponsel ini menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon seri 665 AIE.

Untuk spesifikasi kameranya, ponsel ini mempunyai quad-camera dengan lensa belakang sebagai lensa utama wide angles sebesar 12MP, lensa makro, lensa potret dan sudut lebar sebesar 119 derajat.

Realme 5i pada 20 hingga 23 Januari akan ada flash sale di Shopee dan Realme.com. Harga asli Realme 5i varian dengan RAM 3GB dan ROM 64GB RP 1.799 juta dan flash sale-nya Rp 1.699 juta.

Sementara itu, varian lain dari Realme 5i ini adalah RAM 4GB dengan ROM 64GB yang dijual dengan harga yang tidak kalah terjangkau Rp 1.999 juta, sedangan RAM 4GB dan ROM 128GB dibanderol Rp 2.299 juta.

“Kerja sama ini dimulai pada 2020, kami punya visi dan misi yang sama. Kami meluncurkan secara eksklusif hanya tersedia di Shopee,” jelas Daniel Minardi, Head of Brands Management Shopee Indonesia.

SUMBER: Antara

Teknologi

Free Fire Maintenance, Sampai Kapan?

Daksa Tumanggor

Published

on

Maintnance Free Fire berlangsung dari pukul 11.00 WIB
Maintnance Free Fire berlangsung dari pukul 11.00 WIB. Tangkap Layar Game Free Fire

Para pemain game Free Fire masih belum bisa login karena maintenance hari ini, Kamis (04/02/2021).

Dalam akun Instagram resmi Free Fire Indonesia, maintenance dilakukan dari mulai pukul 11.00 WIB. Namun, tidak disebutkan berapa lama maintenance tersebut akan berlangsung. Para pemain Free Fire, atau disebut dengan Survivors, diminta untuk menunggu hingga maintenance selesai.

“Mohon bersabar ketika proses Maintenance berlangsung hingga selesai agar proses update bisa dijalankan secara maksimal ya. Dimohon untuk tidak melakukan login hingga proses Maintenace selesai ya Survivors,” tulis akun Instagram resmi Free Fire Indonesia, Kamis (04/02/2021).

Bocoran kapan maintenance selesai dibocorkan oleh akun Instagram Free Fire India. Menurut akun tersebut, maintenance akan berjalan dari pukul 11.00 WIB hngga 19.30 WIB.

Usai maintenance nanti, pemain akan mendapatkan beberapa update dan fitur baru. Salah satunya adalah fitur remake Training Ground yang bertambah besar dan mendapatkan lintasan balap baru. Selain itu, target range juga diperbaharui agar lebih nyaman dalam mengasah skil menembak dan Hall of Fame akan dibangun di sebelah Social Zone di mana pada pemain bisa bertemu dengan pemain favorite mereka.

Fitur baru lainnya adalah fitur dinamic duo sistem partner baru dan sistem Revival baru. Dengan sistem revival ini, pemain dapat menghidupkan kembali teman satu tim untuk bertempur kembali setelah menyelesaikan beberapa tugas. Fitur ini mirip dengan game Call of Duty: Mobile (CODM).

Yang terakhir, akan hadir karakter baru bernama Skyler. Karakter ini adalah avatar dari artis musik Vietnam yang memiliki nama Son Tung M-TP. Ia memiliki kemampuan untuk menghancurkan Gloo Walls.

 

Baca Juga:

 

Lanjut membaca

Teknologi

Ada 1.65 Miliar iPhone Aktif di Dunia

Daksa Tumanggor

Published

on

iPhone di Apple Store
iPhone. SOPA Images/Getty Images

Chief Executive Officer Apple, Tim Cook, menyatakan bahwa ada lebih dari 1,65 miliar iPhone yang aktif dipakai oleh pengguna di seluruh dunia. Informasi ini diungkapkan dalam laporan pendapatan Apple.

Hal ini merupakan sebuah tonggak sejarah bagi Apple. Tonggak sejarah sebelumnya adalah ketika Apple berhasil menjual 1 miliar iPhone di seluruh dunia pada tahun 2016 lalu. Lalu pada tahun 2019, Apple mengumumkan bahwa jumlah iPhone yang aktif mencapai angka 900 juta.

Dikutip dari The Verge, Kamis (28/01/2021), penghitungan Apple atas perangkat aktif ini diambil dari konektivitas perangkat dengan layanan Apple dalam 90 hari terakhir. Statistik tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar iPhone yang pernah dijual tetap dipakai dengan aktif.

Dalam laporan BNN Bloomberg tahun lalu, analis meyakini bahwa Apple mendekati penjualan 1,9 miliar iPhone pada akhir 2020.

Meski begitu, Apple belum mengumumkan apabila mereka sudah mencetak sejarah baru atau belum.

Sepanjang tahun 2020, Apple bisa dibilang mendapatkan pencapaian yang sangat sukses. Apple dikatakan mencatat rekor pendapatan terbesar sepanjang masa.

Apple mengalami keberhasilan penjualan pada kuartal terakhir 2020 dengan total penjualan iPhone di tahun 2020 mencapai USD 65 miliar. Rekor ini juga dibantu oleh penjualan iPhone terbaru, yaitu iPhone 12.

 

Baca Juga:

 

Lanjut membaca

Berita

Google Mengancam Untuk Meninggalkan Australia

Daksa Tumanggor

Published

on

Laman Google Dalam Sebuah Laptop. Google Mengancam akan Keluar dari Pasar Australia.
Laman Google Dalam Sebuah Laptop. Pixabay

Google mengancam untuk keluar dari pasar Australia apabila undang-undang baru yang mengatur hubungannya dengan penerbit berita diterapkan.

Perusahaan terbesar di bidang teknologi menyukai ultimatum, tetapi mereka jarang memberikan ancaman. Namun, minggu ini, Google telah melakukan hal tersebut.

Pihak Google memberi tahu sidang parlemen Australia bahwa undang-undang yang sedang diusulkan, yang memaksa perusahaan membayar penerbit berita untuk hak menautkan ke konten mereka “tidak akan memberi kami pilihan nyata selain berhenti menyediakan Google Penelusuran di Australia ”.

Ancaman ini, dari direktur pelaksana perusahaan Australia, Mel Silva, adalah eskalasi terbaru dalam perang kata-kata atas proposal tersebut, yang berupaya untuk membatalkan beberapa kerusakan model bisnis daring yang dialami industri penerbitan negara tersebut.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan pada konferensi pers “kami tidak menanggapi ancaman apapun.”

Namun, ancaman yang dilontarkan oleh Google bukanlah hal yang aneh dalam industri yang enggan mendorong sebuah negara untuk melakukannya sendiri dalam hal regulasi.

September lalu, misalnya, Facebook mengatakan kepada pengadilan Irlandia bahwa mereka mungkin harus menarik diri sepenuhnya dari pasar Eropa jika keputusan pengadilan yang melarang aliran data antara AS dan Inggris dikuatkan.

“Jika (Facebook) tunduk pada penangguhan lengkap atas transfer data pengguna ke AS,tidak jelas … bagaimana, dalam situasi seperti itu, dapat terus memberikan layanan Facebook dan Instagram di UE,” kata penasihat umum asosiasi perusahaan.

Demikian pula, perusahaan teknologi telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa upaya Inggris untuk mengatur enkripsi ujung-ke-ujung dapat menyebabkan layanan pengiriman pesan mereka tidak layak untuk ditawarkan di Inggris.

Namun, jarang  sekalipemerintah menahan keberanian mereka cukup lama agar ancaman tersebut diucapkan dengan keras dan jelas. Facebook, misalnya, menarik kembali peringatannya ke pengadilan Irlandia dalam pernyataan pers, dengan mengatakan itu hanya “menetapkan realitas sederhana” dan layanan perpesanan tersebut dengan senang hati menggumamkan peringatan secara pribadi, tetapi belum melihat kebutuhan untuk menundukkan kepala di atas tembok pembatas untuk pertempuran knock-down.

Australia, bagaimanapun, memiliki bakat untuk berkelahi. Negara ini sudah memiliki satu kebuntuan dengan Amazon setelah perubahan pajak penjualan pada 2018 yang berarti perusahaan menolak untuk mengirimkan impor ke Australia untuk menghindari pemungutan pajak atas pembelian. Tapi itu terasa seperti solusi kemenangan bagi sebagian orang Australia, menutup celah pajak dan meningkatkan pengecer lokal pada saat yang sama.

Hilangnya mesin pencari Google mungkin akan lebih terasa. Google telah menindaklanjuti ancaman serupa di masa lalu. Pengguna Spanyol tidak dapat mengakses Google Warta hingga hari ini, setelah undang-undang di negara tersebut yang memaksa Google untuk membayar surat kabar untuk kutipan tautan dan tajuk berita malah mengakibatkan perusahaan tersebut hanya menghapus produk beritanya.

Hukum Australia, sebaliknya, berusaha untuk menghindari Google mengambil jalan keluar yang mudah. Dengan mewajibkan pembayaran untuk tautan apa pun ke berita, bahkan di mesin pencari utama – dan dengan meliput Facebook juga – negara tersebut berharap berhasil memperoleh pendapatan dari Google, terlepas dari ancamannya.

Sayangnya bagi Google, perusahaan tersebut kurang pintar dalam mengatur ‘wajah’ mereka. Bahkan ketika memperingatkan senator Australia bahwa mereka harus keluar dari negara itu daripada membayar biaya yang baru dipungut, di sisi lain dunia di Prancis, Google telah setuju untuk melakukan hal yang sama.

Dalam perjanjian yang ditandatangani antara Google Prancis dan badan industri yang mewakili industri berita negara tersebut, Google akan membayar biaya lisensi kepada penerbit berita individu untuk menggunakan kembali materi mereka secara online.

Didukung oleh perlindungan hak cipta yang kuat dari Prancis untuk industri berita, Google telah bernegosiasi dengan beberapa penerbit, termasuk Le Monde, tetapi perjanjian baru tersebut menjadi preseden menyeluruh.

“Menarik layanan dari Australia adalah hal terakhir yang diinginkan Google, terutama ketika ada jalan lain ke depan,” kata Silva kepada senator Australia pada hari Jumat (22/01/2021).

Mungkin berpura-pura belum, tetapi di Prancis perusahaan telah menemukan jalan lain ke depan. Dan berkat Google Terjemahan, Anda bahkan tidak perlu berbicara bahasa Prancis untuk membacanya sendiri.

 

Baca Juga:

Lanjut membaca

TREN