OlahragaSepak Bola

Politik dan Potensi Dendam Pendukung Sepak Bola

Gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 dan potensi pembatalan partisipasinya dalam ajang tersebut tentu menjadi pukulan telak bagi perkembangan sepak bola tanah air. Hal ini pula yang membuat banyak pihak kecewa, terutama para penggemar sepak bola di tanah air. Namun, masalah ini tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi karena di balik kegagalan tersebut, ada isu politik yang turut mempengaruhi.

Perdebatan mengenai peran politik dalam sepak bola cukup sengit belakangan ini, terutama terkait dengan Israel yang akan ikut serta dalam Piala Dunia U20. Ada narasi yang menyatakan bahwa sepak bola seharusnya dilepaskan dari politik, namun hal ini menjadi sulit ketika FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah. Para politisi dan partai politik yang menolak keikutsertaan Israel harus mewaspadai kemungkinan adanya gerakan balasan dari pendukung bola dalam negeri, yang bisa berpengaruh pada suara elektoral mereka.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sepak bola sangat erat hubungannya dengan politik. Sepak bola menjadi simbol perlawanan politik, tribalisme, dan propaganda militer. Sebagai contoh, kasus kematian pendukung Lazio Gabriele Sandri pada tahun 2007 di Italia menggambarkan bagaimana supporter sepak bola berupaya melawan aparat yang dianggap represif. Hal ini membuktikan bahwa politik dalam sepak bola tidak bisa diabaikan.

Dalam konteks yang lebih luas, sepak bola memiliki kemampuan untuk menggerakkan khalayak yang sangat masif. Tercatat, sekitar 3 miliar penduduk dunia menggemari sepak bola dan menaruh loyalitas yang tinggi terhadap tim yang didukungnya. Mereka yang mengidentifikasi diri sebagai pendukung sepak bola adalah bagian inti dari sepak bola itu sendiri, sehingga tanpa dukungan mereka, sepak bola bisa mengalami stagnansi atau bahkan kelesuan.

Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 bisa menjadi momentum kemunculan dua gerakan sekaligus, yaitu gerakan politik sepak bola nasional dan gerakan pembalasan melalui medan politik tersebut. Munculnya dua gerakan ini adalah kalkulasi rasional melihat suara kencang penolakan terhadap kedatangan Israel datang dari beberapa politisi dan partai politik di Indonesia.

Pembalasan politik pendukung sepak bola patut diwaspadai dalam kontestasi pemilu 2024 yang akan datang. Ada beberapa alasan mengapa potensi gerakan tersebut tidak bisa dianggap remeh. Pertama, loyalitas dan militansi yang dimiliki oleh pendukung bola tidak bisa disepelekan. Dalam banyak fenomena, loyalitas dan militansi ini bisa melahirkan ekspresi yang negatif. Solidaritas in-group yang kokoh bisa melahirkan permusuhan terhadap mereka yang dianggap kontra identitas.

Kedua, generasi muda atau milenial merupakan segmen yang besar dalam pemilihan umum mendatang. Data dari Statista Research Department menunjukkan bahwa sekitar 49 persen dari pendukung sepak bola adalah generasi milenial yang lahir setelah tahun 1980. Anggota KPU August Mellaz menyatakan bahwa 60 persen pemilih pada pemilu mendatang adalah pemilih yang berusia 17-40 tahun, yang sebagian besar merupakan pendukung sepak bola. Oleh karena itu, para politisi yang sebelumnya mengincar segmen tersebut harus mewaspadai dampak yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Memang diperlukan kedewasaan dalam menyikapi masalah ini, agar tidak melahirkan perlawanan politik yang bersifat emosional. Kekecewaan yang dialami oleh pendukung bola diharapkan juga disikapi secara rasional dan tidak menjatuhkan pihak yang dianggap berkontribusi dalam kegagalan ini. Ke depan, hendaknya Indonesia tetap optimis memajukan sepak bola nasional meskipun harus menghadapi kenyataan pahit dengan tidak bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Baca juga: Calon Pemain Naturalisasi Usai Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20.

Rizka Wulandari

Rizka Wulandari sudah terjun di dunia media selama tiga tahun terakhir. Sejak lulus kuliah, ia sudah bekerja untuk beberapa publikasi independen di Jakarta dan menulis berbagai artikel dengan tema yang beragam.