Polisi Menyiapkan Trauma Healing untuk Keluarga yang Menjadi Korban Dukun Pengganda Uang

Masyarakat dikejutkan dengan banyaknya korban dari dukun asal Banjarnegara, Slamet Tohari. Sebanyak 12 orang jadi korban tipuan dukun yang mengaku bisa menggandakan uang tersebut. Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi mengungkapkan prihatin dan belasungkawa kepada keluarga korban yang ditinggalkan dan menegaskan bahwa pihak kepolisian akan bekerja keras untuk menuntaskan kasus ini.
Irjen Ahmad Luthfi melalui Kabidhumas Kombes Pol Iqbal Alqudusy menyampaikan bahwa saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) bekerja keras untuk mengidentifikasi seluruh korban. Hal ini dilakukan agar keluarga korban mendapatkan kepastian atas nasib anggota keluarganya yang hilang dan mengetahui penyebab pasti kematian mereka.
Dalam proses penyelidikan, diketahui bahwa dari 12 korban yang dilakukan proses identifikasi oleh Tim DVI, 8 jenazah telah diambil data ante mortem dan empat korban telah berhasil diidentifikasi. Tiga di antaranya bahkan telah dipulangkan kepada keluarga dengan biaya yang ditanggung oleh pihak kepolisian dan Pemerintah Daerah setempat.
Selain melakukan proses identifikasi korban, pihak kepolisian juga turut memberikan trauma healing kepada keluarga korban. Terlebih, banyak keluarga yang mengalami kesedihan mendalam karena kehilangan anggota keluarga dengan cara yang tidak wajar.
Untuk membantu masyarakat yang merasa kehilangan keluarga atau kerabatnya diduga menjadi korban dukun penggandaan uang di Banjarnegara, pihak kepolisian membuka layanan Hotline Pengaduan Orang Hilang melalui nomor 08236444401. Masyarakat diharapkan segera menghubungi nomor tersebut jika merasa kehilangan anggota keluarga atau kerabat yang diduga menjadi korban kasus ini.
Kasus penipuan dukun penggandaan uang ini menjadi atensi seluruh jajaran kepolisian. Pihak Kepolisian Daerah Jawa Tengah berupaya melakukan segala bentuk pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. Salah satunya dengan melibatkan intelijen untuk melakukan penyelidikan mendalam serta Tim cyber yang akan melakukan patroli dan pemantauan di dunia maya terkait hal ini.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan iming-iming yang tidak masuk akal seperti penggandaan uang. Pasalnya, alih-alih mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan, para korban justru tewas setelah menagih janji dan mengikuti ritual yang diarahkan oleh dukun palsu tersebut. Dari penyelidikan, diketahui bahwa setidaknya ada 12 mayat korban yang kemudian dikubur secara terpisah di tujuh liang berbeda.
Masyarakat diharapkan untuk yakin dan percaya bahwa rezeki datang dari Tuhan Yang Maha Esa dan diraih melalui kerja keras. Berbagai kasus penipuan dengan iming-iming menggandakan uang sering kali hanya janji belaka dan malah mengakibatkan penderitanya.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penipuan semacam ini. Jika menemukan informasi atau indikasi tentang ada Mbah Slamet atau dukun lainnya yang membodohi masyarakat dengan menjanjikan iming-iming kemampuan melipat gandakan uang, diharapkan untuk segera melaporkannya pada pihak berwajib.
Kasus penipuan dukun penggandaan uang ini mengingatkan kita untuk lebih bijaksana dalam mempercayai segala bentuk iming-iming terutama yang berkaitan dengan keuntungan material. Selalu waspada dan jangan mudah tergiur oleh janji-janji kosong yang hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Jenazah Dua Korban Dukun Pengganda Uang Diduga Pasangan Suami Istri.