Pernyataan Budi Gunawan yang Endorse Prabowo Dikaitkan dengan Tendensi Politik yang Ditanggapi Melanggar Asas Intelijen

Kontras, sebuah komisi yang dibentuk untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan menyoroti ucapan yang dilontarkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Ucapan tersebut yang menyebut bahwa aura Presiden Joko Widodo pindah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti menyatakan bahwa pernyataan itu tidak bisa dianggap sepele karena diucapkan oleh kepala intelijen lembaga negara. Menurut Fatia, ucapan tersebut memiliki tendensi dukungan terhadap Prabowo Subianto yang diduga akan menjadi calon presiden pada kontestasi Pemilihan Umum 2024.
Fatia mengatakan bahwa ucapan Budi Gunawan diduga melanggar asas penyelenggaraan intelijen. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 mengatur bahwa penyelenggaraan intelijen harus dilakukan dengan basis profesionalitas dan netralitas. Jadi, instrumen intelijen bisa jadi tidak profesional dan netral jika pimpinannya telah membuat pernyataan politis, bahkan berpihak pada calon presiden tertentu. Selain itu, pernyataan yang menyangkut Prabowo dalam acara pemerintahan juga tak ada kaitannya dengan peran, tujuan, dan fungsi intelijen sebagaimana digariskan pada UU Intelijen Negara.
Pernyataan Budi Gunawan muncul di tengah penyelenggaraan sistem intelijen Indonesia yang problematik. Saat ini, BIN begitu jauh dari prinsip transparansi dan akuntabilitas publik seperti yang pernah diungkap oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2021. LIPI menyebutkan bahwa terdapat persoalan transparansi pada BIN disebabkan oleh kelemahan implementasi pengawasan serta kecenderungan aktor pengawas untuk melakukan fungsinya secara parsial atau bisa dikatakan melakukan pengawasan secara tertutup.
Pernyataan yang dikeluarkan Budi Gunawan terjadi saat ia menyampaikan sambutan pada peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua pada Selasa (21/3/2023). Saat menyapa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dia menyinggung kebersamaan dengan Presiden Jokowi akhir-akhir ini. Budi Gunawan juga menyinggung seringnya Prabowo mendampingi Presiden Jokowi turun ke lapangan saat kunjungan kerja. Kemudian ia mengatakan bahwa semua mulai melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah pindah ke Pak Prabowo.
Kritik Budi Gunawan karena pernyataan politisnya menunjukkan bahwa penyelenggaraan intelijen Indonesia masih belum profesional dan netral. Oleh karena itu, Kontras mengingatkan agar lembaga intelijen selalu memegang teguh prinsip profesionalitas dan netralitas dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, penyelenggaraan intelijen juga harus sesuai dengan fungsi, tujuan, dan peran intelijen sebagaimana yang diatur dalam UU Intelijen Negara.