Wabah virus corona akhir-akhir ini semakin menyebar ke beberapa negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, hingga Jerman dan memakan puluhan korban jiwa.
Namun begitu, para ahli dan peneliti tidak menyerah untuk meneliti dengan tujuan untuk menemukan vaksin untuk virus nCov tersebut.
Ini adalah langkah pertama yang sudah dilakukan oleh para peneliti untuk menghentikan wabah virus corona.
Para peneliti di China yang ada di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah berhasil mengidentifikasi virus.
“Kami mengisolasi virus dan menganalisis susunan genetiknya,” ungkap Xu Wenbo, CDC China, dikutip dari Deutsche Welle.
Langkah berikutnya yang juga penting yaitu memahami virus corona dan mencari tahu cara untuk menghentikannya.
Selain penelitian di China, beberapa penelitian dilakukan juga oleh negara Amerika Serikat, Australia dan yang lainnya untuk mengupayakan penemuan vaksin virus.
Di National Institute of Health, Amerika Serikat sudah membentuk tim untuk pengembangan vaksin. Kepala tim, Anthony Fauci, berkata ada dua vaksin dasar untuk jenis virus serupa corona (MERS dan SARS) yang bisa tepa untuk segera menemukan vaksin virus baru ini.
Para peneliti dari tim tersbeut mengambil sampel virus yang tidak terlalu berbahaya (flu biasa) dan menambah unsur nCov untuk memicu reaksi sistem kekebalan tubuh,
Fauci dan tim akan memulai dari uji klinis vaksin terhadap manusia dalam tiga bulan kedepan.
Sementara kelompok peneliti dari Australia, University of Queensland yang dikepalai oleh Keith Chappel ikut mengembangkan vaksin. Keith dan tim memakai metode klem molekuler yang sudah terbukti adalah cara yang efektif untuk melawan virus yang berbahaya seperti MERS, SARS dan Ebola saat di dalam uji laboratorium.
Sementara menunggu penemuan vaksin, peneliti juga mempertimbangkan terhadap pengobatan antivirus. Mengutip dari Live Science, ketika sejumlah pasien di China yang dirawat di rumah sakit dengan obat-obatan termasuk Redemsivir. Ini merupakan obat yang pada awalnya dikembangkan untuk penyembukan virus Ebola.
Ada pula obat Kaletra/Aluvia dari dua antivirus yang terpisah seperti ritonavir dan lopinavir.
Pendekatan untuk melawan nCov lain adalah antibodi monoklonal yang bisa mengaktifkan reaksi kimia imunologis dalam tubuh.
Pakar imun dari Amerika Serikat, Herbert Virgin dari Vir Biotechnology berkata bahwa perusahaannya selama ini telah mengembangkan antibodi yang sudah terbukti efektif untuk melawan MERS dan SARS setelah diuji laboratorum. Beberapa diantaranya dilaporkan bisa menetralkan nCov. “Mungkin saja mereka juga bisa mengobati virus Wuhan,” ujarnya.
SUMBER: CNN