OYO atau OYO Rooms, adalah jaringan layanan perhotelan dan hotel kemat di India. Ritesh Agarwal mendirikan OYO pada tahun 2013 dan kemudian berkembang menjadi 8.500 lebih hotel di negara India, Nepal, China, Malaysia, dan Indonesia.
Startup tersebut kini memecat 1.800 karyawannya yang berada di China dan India. Angka tersebut setara dengan 5% dari 12.000 karyawan yang berada di China sendiri, atau 600 orang dan 1.200 karyawan di India.
Hal ini dilakukan OYO untuk upaya rekonstrukturisasi SDM-nya dengan menambah kembali karyawan sebanyak 1.200 di India dalam tiga hingga empat bulan ke depan, dikutip Bloomberg.
“Kami terus menjadi salah satu tempat terbaik untuk bekerja dan salah satu alasan utama untuk mempertahankan hal tersebut adalah kemampuan untuk evaluasi,” tulis startup tersebut dalam pernyataannya, Jumat (6/3).
OYO termasuk dalam investasi Softbank yang sedang mengalami masalah keuangan bersama dengan Uber, Slack, dan WeWork.
Softbank sendiri telah memberikan dana sebesar 1,5 miliar USD pada OYO dan meningkatkan valuasinya mejadi 10 miliar USD.
Pada kabar sebelumnya, perusahaan startup tempat co-working, WeWork, memecat sebanyak 2.400 karyawannya di akhir tahun 2019 yang ada di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencapai seperlima SDM-nya.
Kondisi tersebut berdampak pada kerugian Softbank. Masayoshi Son, Kepala Eksekutif Softbank, mengaku menyesal atas keputusan WeWork tersebut dan menganggap sebuah kesalahan sudah memberikan investasi pada WeWork.
“Keputusan investasi saya dalam banyak hal buruk. Saya sangat menyesalinya,” ucapnya.