PDI-P, Gerindra, dan Golkar Bersikeras Mengusung Capres, Koalisi Besar Sulit Terwujud?

Adanya potensi koalisi besar politik antar partai di Indonesia menuju Pemilu 2024 menjadi topik yang belum bisa dibantah atau dibenarkan saat ini. Ketiga partai utama, yaitu PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Golkar, terus melakukan strategi tahap awal untuk pemilihan ini. Masing-masing partai memiliki keinginan untuk mengusung kandidat calon presiden (capres) dari kader sendiri.
Dalam perjalanan menuju momen politik tersebut, koalisi besar di antara ketiga partai menjadi hal yang cukup menantang untuk direalisasikan. Adanya tujuan yang sama tentunya akan membuat ketiga partai sulit untuk dipersatukan dalam satu payung koalisi politik. Namun demikian, keberhasilan koalisi politik besar ini bisa memberi modal kuat dalam menghadapi kandidat lain dari luar koalisi.
Harapan mewujudkan koalisi kemungkinan tetap ada karena partai-partai anggota koalisi besar yang massanya lebih kecil, seperti PAN dan PPP, tampak memberi dukungan kepada PDI-P. Hal ini terlihat dari sinyal dukungan yang diberikan kepada Ganjar Pranowo, salah satu kader PDI-P yang digadang-gadang sebagai kandidat capres dari partai tersebut pada Pemilu 2024. Wajar saja jika partai-partai kecil ingin merapat ke PDI-P, mengingat PDI-P memiliki modal elektabilitas besar.
- Ade Armando ungkap dukungan pada Anies, jadi sorotan+15 menit lalu
- Digoda untuk tinggalkan Anies, PKS kembali jadi sorotan15 menit lalu
Dari berbagai survei, PDI-P selalu menempati peringkat teratas dalam elektabilitas partai di Indonesia. Partai ini juga memiliki sejumlah kader potensial yang namanya selalu diperbincangkan sebagai calon presiden, seperti Ganjar Pranowo, Puan Maharani, dan Tri Rismaharini. Dari survei beberapa lembaga, Ganjar selalu menjuarai survei elektabilitas capres, mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Meski demikian, dengan pencapaian yang diperoleh PDI-P di masa lalu, menjalin koalisi besar agaknya bukan masalah besar bagi partai ini. Sebagai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, PDI-P memiliki alasan kuat untuk menjadikan kader sendiri sebagai capres pada Pemilu 2024. Namun demikian, kesepakatan koalisi besar partai politik ini belum sepenuhnya menemui titik temu yang sama, mengingat hal tersebut baru akan terjadi setelah PDI-P mengumumkan capresnya.
Terkait adanya potensi koalisi besar ini, PDI-P memang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi bagian dari koalisi tersebut. Namun, partai ini tetap masih fokus pada penjaringan kandidat capres dari internal partai. Mengingat kandidat yang mereka usung nantinya akan berpotensi menjadi calon presiden yang menggantikan Joko Widodo (Jokowi).
Nantinya, apabila PDI-P mengumumkan kandidatnya, akan menjadi titik balik bagi koalisi besar untuk merapatkan barisan dan membahas langkah selanjutnya. Saat ini, setiap partai masih mengeksplorasi kemungkinan terbaik terkait calon presiden yang akan diusungnya nanti dalam kontestasi politik.
Koalisi besar dengan kemungkinan melibatkan PDI-P, Gerindra, dan Golkar ini perlu menjalin kerja sama yang baik demi mendukung pemerintahan berikutnya. Hal ini tentunya akan menjadi langkah yang signifikan bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada di masa mendatang. Meskipun demikian, koalisi besar ini perlu memastikan bahwa proses penjaringan calon presiden dilakukan secara adil dan transparan, serta menjamin kepentingan rakyat sebagai prioritas utama.
Baca berita terbaru lainnya di sini.