Politik

Pbnu Minta Anggota Tetap Dk Pbb Tak Pakai Hak Veto untuk Berpihak di Konflik Palestina-Israel

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait konflik Palestina-Israel yang semakin memanas. Dalam pernyataannya, PBNU mendesak agar negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak menggunakan hak veto mereka untuk membela satu pihak dalam konflik tersebut.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menekankan pentingnya penyelesaian yang adil sesuai dengan hukum dan kesepakatan internasional yang berlaku. PBNU juga mengimbau masyarakat internasional untuk bertindak lebih tegas dalam upaya penyelesaian konflik ini.

PBNU juga mengajak untuk mengakhiri konflik dan kekerasan yang berkepanjangan ini, yang telah menyebabkan banyak korban kemanusiaan. Gus Yahya menyerukan untuk menghentikan kekerasan dengan segala cara yang ada.

Selain itu, dalam pernyataan sikapnya, PBNU juga menyampaikan pentingnya tidak menggunakan identitas dan seruan keagamaan untuk memperkuat permusuhan dan kebencian, khususnya dalam konteks konflik Palestina-Israel.

Dalam perkembangan terkait konflik ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyatakan perang terbuka terhadap Hamas di Palestina. Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas ke Israel dilaporkan mencapai lebih dari 1.487 orang, dengan banyak lainnya yang terluka.

Di Jalur Gaza sendiri, data dari Kementerian Kesehatan Hamas menyebutkan bahwa korban tewas mencapai 687 orang, sedangkan korban luka mencapai 3.727 orang sejak Israel melancarkan serangan udara sebagai pembalasan.

Konflik Palestina-Israel memang telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan telah menelan banyak korban. Namun, pernyataan sikap PBNU ini menjadi penting karena mengingatkan pentingnya penyelesaian yang adil dan tidak memihak kepada satu pihak dalam konflik ini.

Hak veto negara-negara anggota tetap DK PBB telah sering digunakan untuk membela satu pihak dalam konflik yang melibatkan Israel. Oleh karena itu, seruan PBNU agar hak veto ini tidak digunakan sangat penting agar upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel dapat dilakukan secara obyektif dan adil.

Pernyataan sikap PBNU juga mengingatkan bahwa identitas dan seruan keagamaan tidak boleh menjadi alat untuk memperkuat permusuhan dan kebencian. Konflik ini seringkali dibiarkan berkembang menjadi perseteruan antara agama, yang hanya akan memperburuk situasi.

Dalam konteks ini, kekuasaan dan pengaruh PBNU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia menjadi penting. PBNU dapat ikut memberikan dorongan dan mengingatkan masyarakat internasional atas pentingnya penyelesaian konflik ini.

PBB juga perlu memperhatikan seruan dari PBNU ini dan memastikan bahwa penyelesaian konflik Palestina-Israel dilakukan secara adil dan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Negara-negara anggota tetap DK PBB harus memilih untuk menggunakan hak veto mereka dengan bijak, demi terciptanya perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina dan Israel.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.