Kriminal

Muncul QRIS Palsu di Kotak Amal Masjid, Menko PMK Ingatkan Warga Berhati-hati Sebelum Menyumbang

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, meminta masyarakat agar berhati-hati ketika menyalurkan infak dan shodaqoh melalui kode QRIS (Quick Respons Indonesian Standard). Hal ini dikarenakan adanya penempelan kode QRIS palsu di kotak amal beberapa masjid oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Muhadjir, masyarakat perlu berhati-hati dalam menyalurkan infak dan sejenisnya melalui pembayaran elektronik. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati jika ada permintaan sumbangan melalui pesan instan WhatsApp. Masyarakat diminta untuk mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum mengirimkan sumbangan.

Indonesia memiliki peringkat tertinggi di dunia dalam hal jiwa kedermawanan, namun banyak orang yang berperilaku tercela dengan memanfaatkan kemurahan hati itu. Oleh karena itu, Muhadjir menyarankan masyarakat untuk menyalurkan sumbangan mereka kepada lembaga yang memang sudah dikenal dan terpercaya.

Meskipun demikian, Muhadjir menegaskan bahwa fenomena pemalsuan QRIS di kotak amal masjid tidak bisa disebut sebagai sesuatu yang marak terjadi. Sejauh ini, hanya ada satu pelaku yang diketahui melakukan hal tersebut.

Seorang pelaku bernama M. Iman Mahlil Lubis telah ditangkap oleh pihak kepolisian atas dugaan melakukan penempelan QRIS palsu di kotak amal masjid. Iman sudah ditetapkan sebagai tersangka. Penangkapan Iman dilakukan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Iman diduga tidak berkomplot dengan orang lain dalam menjalankan aksi penipuan dengan modus menempelkan QRIS palsu di kotak amal masjid dan sejumlah lokasi lainnya. Ia mengaku mulai mencetak stiker QRIS untuk mentransfer uang ke rekeningnya sejak Maret 2023. Stiker itu kemudian ditempelkan di kotak amal masjid dan sejumlah tempat umum pada 1 April 2023.

Dari hasil penelusuran kepolisian dan keterangan Iman, stiker QRIS palsu telah ditempelkan di 38 lokasi yang berbeda. Sebagian besar di antaranya adalah masjid dan musala. Selain itu, Iman juga mengincar korban di bandara, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan pusat perbelanjaan, seperti di area Terminal 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Kasus ini mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam mengirimkan infak dan sumbangan melalui pembayaran elektronik, termasuk melalui kode QRIS. Penting bagi masyarakat untuk mengecek kebenaran informasi dan memastikan sumbangan mereka diberikan kepada pihak yang tepat dan terpercaya.

Selain itu, kasus ini juga menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mengoptimalkan dan meningkatkan sistem keamanan pembayaran elektronik, seperti QRIS, agar tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dalam menyikapi kasus ini, pihak penegak hukum diharapkan dapat segera mengusut tuntas dan memproses pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini penting untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan pihak lain yang berniat melakukan tindakan serupa, sekaligus untuk melindungi hak dan kepentingan masyarakat yang hendak bersedekah melalui pembayaran elektronik.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.