Ekonomi

Menteri ESDM Mengakui PT Freeport Berunding Agar Ekspor Konsentrat Tembaga Tetap Berlanjut

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa PT Freeport Indonesia sedang melakukan negosiasi agar ekspor konsentrat tembaga tidak dihentikan. Negosiasi ini dilakukan dengan syarat-syarat tertentu, salah satunya adalah kewajiban pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.

Arifin menjelaskan bahwa pembangunan smelter baru tersebut memang ada kaitannya dengan negosiasi yang sedang berlangsung. Dia mengatakan bahwa progres pembangunan smelter saat ini sudah mencapai 60 persen dan seharusnya sesuai aturan harus selesai pada tahun 2023. Namun, pemerintah menyadari adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh PT Freeport dalam proyek tersebut, serta kemitraan antara Indonesia dengan Freeport yang perlu diperhatikan.

Oleh karena itu, PT Freeport diharuskan untuk mempercepat perkembangan pembangunan smelter di Gresik semaksimal mungkin. Arifin juga mengakui bahwa perusahaan telah melakukan upaya pembangunan dengan serius, terbukti dengan investasi yang sudah dikeluarkan sebesar 1,5 miliar dolar AS dari target 2,4 miliar dolar AS.

Mengingat hal tersebut, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan waktu tambahan bagi PT Freeport dalam pembangunan smelter. Dengan demikian, ekspor konsentrat tembaga masih diizinkan untuk dilakukan pada Juni 2023. Keputusan ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), yang mengatur penghentian ekspor mineral logam mentah.

Pemerintah saat ini masih melakukan kajian mengenai rencana pelarangan ekspor konsentrat tembaga pada bulan Juni mendatang. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan jajaran PT Freeport Indonesia, seperti Direktur Utama Tony Wenas, CEO Freeport McMoran Inc Richard Adkerson, dan Dewan Komisaris PT Freeport Indonesia Kathleen Quirk, untuk membahas perkembangan pembangunan smelter baru yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi berharap smelter baru PT Freeport dapat selesai tepat waktu, atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditargetkan. Rencana pembangunan smelter ini diharapkan mulai beroperasi pada Mei 2024 dan rampung hingga akhir 2026.

Tony Wenas menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu, pihaknya beserta Richard Adkerson melaporkan perkembangan pembangunan smelter baru PT Freeport kepada Presiden Jokowi. Meskipun demikian, Presiden tidak menyinggung soal penghentian ekspor tembaga seiring dengan beroperasinya smelter baru.

Sementara itu, Arifin Tasrif juga memaparkan bahwa pemerintah tengah melakukan langkah-langkah pengawasan terhadap ekspor mineral mentah, termasuk tembaga. Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan pengolahan mineral di dalam negeri dan memastikan hasil tambang diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Dalam upaya tersebut, pemerintah juga menargetkan sejumlah kebijakan strategis, seperti percepatan pembangunan smelter, diversifikasi produk pengolahan mineral, dan peningkatan ekspor produk hilir pengolahan mineral. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam peta perdagangan global dan menambah nilai ekonomi bagi negara.

Panglima TNI juga menjaga keamanan dan melindungi fasilitas PT Freeport dengan menerjunkan 555 prajurit tempur ke Papua. Langkah ini diambil untuk mengamankan aset strategis nasional dan menjaga kelancaran operasional perusahaan tambang tersebut.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Rizka Wulandari

Rizka Wulandari sudah terjun di dunia media selama tiga tahun terakhir. Sejak lulus kuliah, ia sudah bekerja untuk beberapa publikasi independen di Jakarta dan menulis berbagai artikel dengan tema yang beragam.