Olahraga

Menpora Mengenai Potensi Sanksi FIFA: Lobi Masih Berlangsung, Pemerintah Mendukung PSSI

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo angkat bicara mengenai potensi sanksi FIFA terhadap Indonesia setelah negara ini dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Menpora menyatakan bahwa saat ini lobi-lobi dan diskusi terkait pencegahan sanksi tersebut masih terus dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Dito Ariotedjo mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mendukung langkah PSSI dalam melobi FIFA. Karena hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus mendukung perkembangan dan kemajuan olahraga di Indonesia, khususnya sepak bola. Menurut Menpora, komunikasi dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjadi salah satu faktor penting agar Indonesia tidak dikucilkan dari peta sepak bola dunia.

Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk terus melobi FIFA agar Indonesia tidak terancam sanksi. Sebagai upaya untuk membuka kembali pembicaraan dengan FIFA, Presiden ingin Indonesia tetap menjadi bagian dari keluarga besar FIFA. Erick Thohir juga menambahkan bahwa pencegahan dari potensi sanksi ini sangat penting karena hal tersebut tentu akan berdampak secara langsung terhadap industri sepak bola Indonesia.

Selain itu, Erick Thohir mengungkapkan bahwa FIFA telah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan alasan mempertimbangkan dan mempelajari potensi sanksi terhadap negara ini. Meski demikian, Erick Thohir belum bisa memastikan jenis sanksi yang akan dijatuhkan kepada Indonesia. Namun, ia berharap agar jangan sampai Indonesia mendapatkan sanksi terberat.

Sanksi terberat yang dimaksudkan adalah larangan bagi tim nasional dan klub asal Indonesia untuk berkompetisi di turnamen-turnamen internasional. Sanksi semacam ini pernah dialami oleh Indonesia pada periode 2015-2016. Apabila sanksi ini kembali dijatuhkan, Industri sepak bola Indonesia tentunya akan mengalami dampak yang cukup signifikan. Selain larangan berkompetisi di turnamen internasional, aktivitas sepak bola mulai dari kompetisi hingga pembinaan usia muda hanya bisa dilakukan di dalam negeri tanpa ada output ke tingkat internasional.

Erick Thohir juga menyampaikan bahwa sanksi yang lebih ringan seperti sanksi administrasi maupun pergantian tuan rumah memang masih menjadi opsi. Namun, dia menilai bahwa sanksi terberat merupakan ancaman yang paling serius, mengingat dampaknya bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Oleh karena itu, PSSI akan terus berupaya bernegosiasi dengan FIFA untuk menghindari sanksi tersebut.

Pemerintah dan PSSI sepakat bahwa pengaruh sanksi FIFA juga akan dirasakan oleh masyarakat luas yang terlibat dalam industri sepak bola Indonesia. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat penting untuk mendukung PSSI dalam menghadapi potensi sanksi tersebut. Menteri Pemuda dan Olahraga juga berkomitmen untuk terus mendukung PSSI dalam langkah-langkah yang diambil demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Dalam upaya bernegosiasi dengan FIFA, PSSI berharap agar Indonesia dapat terus berkompetisi dan berkembang dalam dunia sepak bola internasional. Mengingat potensi yang dimiliki oleh sepak bola Indonesia, tentunya akan sangat disayangkan apabila sanksi terberat kembali dijatuhkan. Oleh karena itu, pemerintah dan PSSI bersama-sama siap bekerja keras demi mengamankan masa depan sepak bola Indonesia di kancah internasional.

Baca juga: Bagaimana Peta ‘Garuda Mendunia’ yang Dipersembahkan Erick Thohir untuk Ditampilkan kepada FIFA?

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.