Berita

Menlu: Masih Terdapat 111 WNI di Sudan yang Belum Dapat Dievakuasi

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengumumkan bahwa masih tersisa 111 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan dan akan segera dievakuasi, menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara. Evakuasi ratusan WNI ini akan dilakukan dalam beberapa tahap.

Pada konferensi pers yang diadakan di Bandara Soekarno-Hatta, Retno menjelaskan bahwa proses evakuasi secara estafet ini dimulai dari perjalanan darat dari Khartoum ke Port Sudan, dan selanjutnya dari Port Sudan ke Jeddah. Setelah tiba di Jeddah, pemulangan WNI ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama telah dilakukan dengan kesuksesan pada hari ini, Jumat (28/4/2023), dengan 385 WNI tiba di tanah air menggunakan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 991.

Tahap kedua proses pemulangan ini akan diadakan pada 29 April, dengan perkiraan WNI yang dievakuasi tersebut akan tiba di Indonesia pada 30 April. Sedangkan tahap ketiga, yang sekaligus menutup seluruh proses evakuasi, akan dilakukan pada 30 April menggunakan pesawat TNI AU.

WNI yang tiba di Indonesia pada tahap pertama terdiri dari 248 perempuan, 137 laki-laki dan 43 anak-anak. Seluruh proses evakuasi ini tentunya menimbulkan tantangan dan tidak mudah, mengingat situasi yang terjadi di Sudan saat ini. Sudan saat ini sedang dilanda konflik antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Konflik memperebutkan kekuasaan di Sudan telah menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan jutaan warga Sudan tidak dapat mengakses layanan dasar. Retno Marsudi menekankan bahwa pemerintah telah berupaya keras untuk melakukan evakuasi di tengah pertempuran yang terjadi. Seluruh proses evakuasi dilakukan dengan koordinasi dari pemerintah pusat, serta melibatkan pihak-pihak kita yang ada di wilayah Sudan dan Jeddah.

Tujuan utama proses evakuasi ini adalah untuk menjaga keselamatan para WNI dan memastikan mereka kembali ke tanah air dengan baik. Namun tentunya, proses evakuasi ini juga didasari pada kesadaran kita bahwa situasi di Sudan semakin mengkhawatirkan dan tentunya akan berpengaruh terhadap keselamatan WNI di sana.

Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam melakukan evakuasi ini menjadi sangat krusial, terutama jika kita melihat dampak yang terjadi akibat konflik yang terjadi di Sudan. Selain menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan jutaan orang tidak dapat mengakses layanan dasar, konflik di Sudan juga menimbulkan dampak terhadap pengungsi yang kini mencoba untuk keluar dari wilayah terdampak.

Pemerintah Indonesia secara tegas menyatakan bahwa keselamatan WNI yang berada di luar negeri adalah prioritas utama, dan akan terus berusah menjaga kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, upaya dalam mengevakuasi WNI yang ada di Sudan menjadi manifestasi dari komitmen pemerintah dalam melindungi warga negaranya.

Secara keseluruhan, proses evakuasi ini melibatkan beberapa instansi baik di dalam maupun luar negeri, seperti Kementerian Luar Negeri, TNI AU, serta tenaga kerja dan perwakilan Indonesia yang berada di wilayah Sudan dan Jeddah. Diharapkan, dengan kolaborasi antar instansi tersebut, evakuasi WNI dari Sudan dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana.

Dalam menjalankan proses evakuasi ini, perlu ada koordinasi yang baik antar instansi dan juga kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang ada di Sudan, terutama dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan. Dengan adanya upaya dan komitmen pemerintah ini, diharapkan para WNI yang berada di Sudan dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan terlindungi.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Rizka Wulandari

Rizka Wulandari sudah terjun di dunia media selama tiga tahun terakhir. Sejak lulus kuliah, ia sudah bekerja untuk beberapa publikasi independen di Jakarta dan menulis berbagai artikel dengan tema yang beragam.