Meningkatkan Komoditas Ekspor, Kementerian KP Melatih Para Pembudidaya Nila dan Rumput Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) terus berupaya untuk menggenjot komoditas ekspor dengan cara memperkuat program pengembangan budidaya dengan berfokus pada produk unggulan yang berorientasi ekspor. Produk unggulan ini meliputi ikan nila dan rumput laut. Kementerian KP, melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), telah menyelenggarakan pelatihan bagi para pembudidaya ikan nila dan rumput laut untuk meningkatkan kualitas produk serta mengatasi berbagai hambatan yang ada dalam usaha perikanan budidaya.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM, Lilly Aprilya Pregiwati, mengungkapkan bahwa salah satu fokus dalam pelatihan ini adalah mengenai pengelolaan pakan ikan nila dan penanganan hama penyakit pada rumput laut. Dikatakan bahwa kedua isu tersebut sangat penting untuk dikelola dengan baik agar mencapai profit yang maksimal dalam usaha perikanan budidaya.
Menurut Lilly, biaya pakan dalam kegiatan budidaya ikan nila mencapai 60-80 persen dari biaya produksi. Oleh karena itu, pengelolaan pakan harus dilakukan secara efisien dan efektif. Selain pengelolaan pakan, penanganan hama penyakit pada rumput laut juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Penyakit-penyakit yang menyerang rumput laut dapat menurunkan produksi secara signifikan, sehingga perlu diantisipasi sejak dini.
Lilly juga menegaskan bahwa rumput laut merupakan komoditas perikanan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di perairan Indonesia, sekaligus memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar internasional. Namun, praktik budidaya rumput laut di tanah air saat ini tengah menghadapi tantangan serius. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini penting dilakukan.
Program pelatihan yang digelar secara daring ini melibatkan 1.105 peserta dari seluruh Indonesia yang merupakan para pembudidaya ikan nila dan rumput laut. Peserta mengaku antusias mengikuti pelatihan tersebut dan menyatakan bahwa materi yang diberikan sangat bermanfaat bagi usaha perikanan budidaya yang mereka jalani. Mereka berharap bisa mendapatkan lebih banyak pelatihan serupa lagi di masa depan.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan bahwa program pelatihan ini merupakan salah satu langkah konkret untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung pengembangan komoditas unggulan berorientasi ekspor, sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan. Melalui pelatihan ini, diharapkan para pembudidaya ikan nila dan rumput laut dapat meningkatkan kualitas produk serta mengatasi hambatan yang ada, sehingga mampu meningkatkan nilai ekspor bagi perikanan Indonesia.
Di sisi lain, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus mendukung upaya peningkatan produktivitas dalam sektor perikanan budidaya, khususnya rumput laut. Beliau menekankan bahwa potensi pasar rumput laut sangat besar, sehingga pemerintah akan terus mendukung pengembangan komoditas unggulan ini.
Selain rumput laut, Menteri Trenggono juga mendukung sektor budidaya ikan nila. Ikan nila diharapkan menjadi salah satu proyek unggulan nasional yang mampu menjawab kebutuhan pasar internasional. Untuk itu, kunjungan kerja ke Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Tawar Sukabumi dilakukan untuk membahas langkah-langkah pengembangan sektor budidaya ikan nila dan meningkatkan produktivitasnya.
Melalui upaya kolaborasi antara pemerintah dan para pembudidaya, diharapkan sektor perikanan budidaya di Indonesia dapat terus berkembang dan menghasilkan komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar internasional.
Baca berita terbaru lainnya di sini.