Berita

Menggali Filosofi di Balik Logo IKN yang Didesain oleh Wildan Ilham dan Sukses Masuk 5 Besar Nominasi

Logo yang harmonis dan berjiwa sebagai bangsa Indonesia merupakan karakteristik desain yang dibawa oleh Wildan Ilham, salah satu desainer visual asal Jakarta yang terpilih sebagai lima besar dalam pemilihan Logo Ibu Kota Nusantara (IKN). Gagasannya bertajuk “Sinergi yang Harmonis”, yang menjadi bentuk integrasi dan semangat kebersamaan bangsa dalam menghadirkan proporsi kebudayaan yang modern namun memiliki jati diri bangsa yang kuat.

Sebagai desain yang memunculkan identitas visual baru, Wildan menghadirkan ide Indonesia sebagai kota dunia yang memadukan antara elemen masa depan yang progresif, serta menjunjung tinggi jati diri bangsa. Menurutnya, meskipun sudah menjadi ibu kota negara, IKN harus mendapatkan pengakuan dari masyarakat internasional untuk menjadi kota dunia yang memiliki pengaruh dalam perekonomian global.

Dalam menciptakan logo yang mampu mewakili IKN, Wildan menekankan pentingnya komunikasi dua arah dalam satu pesan (single message) yang efektif. Hal ini dilakukan untuk menyatukan dukungan dari masyarakat lokal dan internasional agar bisa secara aktif mendukung keberadaan dan pengembangan kota tersebut. Dalam konteks ini, dukungan dan partisipasi masyarakat sangat penting, baik secara luring maupun digital, sebagai kunci kesuksesan brand kota dunia.

Gagasan sinergi harmonis juga menjawab tantangan kehidupan masyarakat Indonesia yang terkadang mengalami konflik multi-level. Sebagai bentuk restorasi semangat persatuan, ide ini menciptakan identitas kebangsaatan yang kuat, baik di dalam negeri maupun menjadi peradaban baru yang ditawarkan Indonesia kepada dunia. Hal ini sejalan dengan persepsi internasional yang positif terhadap Indonesia sebagai Negara Mediator yang memiliki peran strategis dalam pertumbuhan global.

Dalam menciptakan logo yang modern dan berkualitas, Wildan juga mempertimbangkan elemen sejarah dan budaya prapenjajahan di Indonesia, aspirasi pendiri bangsa, dan aspek keberlanjutan dari Smart Sustainable Forest City. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan melakukan analisis terhadap revisi desain Garuda Pancasila dari zaman ke zaman. Melalui pengamatan ini, Wildan berhasil menangkap esensi sikap desain yang simetris, berpuncak, berpusat, dan memiliki pondasi yang kuat, yang menjadi ciri khas bangsa di Sabang hingga Merauke.

Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus Wildan adalah tingginya preferensi visual generasi mendatang yang akan mempengaruhi keberlangsungan identitas visual Nusantara. Diharapkan, logo IKN yang diusungnya bisa bertahan hingga tahun 2045 atau lebih, sehingga generasi yang akan datang bisa tetap bangga mengasosiasikan diri dengan brand Nusantara.

Menciptakan logo yang adaptif dan dapat terus dieksplorasi menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan Nusantara. Wildan menyatakan bahwa identitas visual yang dirancang harus dapat digunakan untuk kebutuhan komunikasi yang luas, mulai dari wayfindings hingga ajakan pergerakan sosial. Selain itu, identitas ini juga harus bisa digunakan untuk kebutuhan kolateral resmi pemerintahan, pengembangan ekonomi masyarakat, serta memiliki tampilan digital dan cetak yang menarik, selaras dengan desain fasilitas publik kota.

Saat ini, belum ada kota di Indonesia yang berhasil masuk dalam indeks kota dunia UN-Habitat 2020. Semoga dengan munculnya IKN sebagai Ibu Kota Nusantara yang mengusung semangat persatuan bangsa, Indonesia bisa segera masuk dalam indeks kota dunia, menjadi kota strategis yang menciptakan keseimbangan baru sebagai salah satu penggerak perekonomian dunia.

Logo IKN yang dirancang oleh Wildan Ilham kini bisa dipilih oleh masyarakat melalui laman resmi https://ikn.go.id/pilihlogonusantara hingga 20 Mei 2023. Di samping itu, masyarakat yang berpartisipasi dalam pemilihan logo ini berkesempatan untuk memenangkan hadiah doorprize berupa 10 motor listrik yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Rizka Wulandari

Rizka Wulandari sudah terjun di dunia media selama tiga tahun terakhir. Sejak lulus kuliah, ia sudah bekerja untuk beberapa publikasi independen di Jakarta dan menulis berbagai artikel dengan tema yang beragam.