Berita

Membebaskan Pilot Susi Air, Panglima: Saya Tidak Ingin Metode Perang, Nantinya Warga Menjadi Tameng

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan bahwa dirinya tidak ingin menyelamatkan pilot Susi Air, Philip Mark Methrtens, yang telah disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua selama dua bulan, dengan cara perang. Pasalnya, jika menggunakan cara perang, Yudo khawatir KKB malah akan menjadikan warga di Papua menjadi ‘tameng’ ketika berperang.

“Saya tidak mau menggunakan cara perang. Nanti kalau cara perang, banyak penduduk yang jadi korban yang digunakan mereka sebagai ‘tameng’,” ungkap Yudo. Ia menambahkan bahwa TNI mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pembebasan pilot Susi Air. Menurut Panglima TNI, operasi pembebasan pilot Susi Air seharusnya tidak sampai membuat nyawa masyarakat hingga tokoh setempat menjadi korban.

“Utamakan keselamatan jiwa masyarakat dan juga tokoh-tokoh masyarakat, agama juga pemerintah daerah, khususnya bupati di suatu daerah yang terus meminta untuk supaya TNI terus berusaha semaksimal mungkin supaya tidak timbul korban,” jelas Yudo. Sementara itu, Yudo mengaku merasa terganggu ketika ditanya terus-terusan oleh awak media mengenai pembebasan pilot Susi Air.

Yudo meminta perkembangan pembebasan pilot Susi Air tidak terlalu diekspos, karena hal itu justru membuat KKB bangga pada aksi mereka. “Yang jelas kita sudah berhasil menangkap beberapa KKB dan sudah menyita beberapa senjata dengan operasi teritorial yang kita gelar bersama Polri,” ujar Yudo.

Sejak dua bulan lalu, pilot Susi Air Philip Mark Merthens (37) disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Papua, 7 Februari 2023. Kelompok ini juga membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Sejak saat itu, tim gabungan TNI-Polri terus berupaya melakukan pencarian untuk menyelamatkan Kapten Philip.

Dalam upaya penyelamatan Kapten Philip, tim gabungan TNI-Polri melakukan pendekatan lunak atau soft approach yang melibatkan masayarakat adat setempat. Selain itu, pemerintah juga melakukan koordinasi dengan otoritas Selandia Baru terkait penyelamatan warga negaranya itu.

Kepala Divisi Humas Polri yang saat itu dijabat Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, soft approach dilakukan melalui komunikasi antara pihak Satgas Damai Cartenz, Polda Papua kepada pihak KKB yang melakukan penyanderaan terhadap Philip. “Apalagi kapolda adalah warga asli sana, Papua. Jadi pendekatan-pendekatan secara kearifan lokal saya rasa kapolda teknis bisa melaksanakan itu. Harapan semua itu, agar secepatnya pilot Susi Air bisa dikembalikan atau bisa kita terima dengan selamat,” kata Dedi.

Meskipun demikian, aparat penegak hukum juga mempersiapkan pendekatan hukum di bawah kendali langsung oleh Kapolda Papua. Terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto mengatakan bahwa operasi pembebasan pilot Susi Air akan memakan waktu yang lama. Ia menekankan, pemerintah dan warga setempat terus melakukan negosiasi dengan kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya.

Kisdiyanto menjelaskan bahwa Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah berkomunikasi dengan Duta Besar Selandia Baru Y.M Kevin Burnett. Dalam pembicaraan ini, Selandia Baru menawarkan bantuan kepada Panglima TNI. Namun, Yudo menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk menangani masalah penyanderaan ini.

Aparat TNI-Polri, menurut Kisdiyanto, telah mengetahui titik-titik yang diprediksi menjadi tempat KKB membawa pilot Philip apabila ingin mengeksekusi. Namun, ia menyatakan bahwa operasi yang dilakukan saat ini adalah operasi yang mengedepankan agar sandera dipulangkan secara selamat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan perhatian terhadap proses penyelamatan pilot Susi Air tersebut. Jokowi memastikan pemerintah terus memantau perkembangan kasus ini. Presiden juga mengingatkan, kasus ini tidak boleh ditangani secara terburu-buru karena menyangkut nyawa manusia. “Yang paling penting dengan kehati-hatian agar keselamatan jadi yang utama,” tutur Presiden.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Arief Fatkhurozi

Sejak kecil, Arief Fatkhurozi telah memiliki minat yang besar terhadap olahraga. Tak heran, ia lantas memilih karir sebagai jurnalis olahraga. Setelah meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada tahun 2011, Arief berhasil mendapatkan kesempatan magang di salah satu media olahraga nasional terkemuka. Selama lebih dari 10 tahun berkarir sebagai jurnalis olahraga, Arief telah meliput berbagai event olahraga besar seperti Piala Dunia dan SEA Games.