Lima Kasus Covid-19 Arcturus Berasal dari Penularan di Lokal

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia melaporkan bahwa lima kasus tambahan Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus terjadi akibat transmisi lokal. Sebelumnya, varian ini hanya diderita oleh dua orang, dengan salah satunya berasal dari perjalanan luar negeri, yaitu India. Dengan penambahan ini, tercatat enam kasus Arcturus di Indonesia yang berasal dari transmisi lokal serta satu kasus yang berasal dari luar negeri.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengumumkan dalam konferensi pers bahwa kelima kasus tambahan tersebut berasal dari dalam negeri. Kelima kasus ini ditemukan di dua wilayah, yakni Surabaya dan Jakarta. Beberapa kasus ditemukan di National Hospital Surabaya, Jawa Timur, RS Graha Kedoya Jakarta, Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, dan RSUD Kebayoran Baru.
Kemenkes masih melakukan penyelidikan mengenai status vaksinasi lima kasus tambahan tersebut. Syahril menyampaikan bahwa saat ini masih dalam proses surveilans dan tidak ada gejala yang berat pada kasus-kasus tersebut. Gejala yang umum dialami oleh penderita Arcturus adalah batuk, demam, tidak nafsu makan, dan sakit di seluruh badan.
Subvarian Arcturus telah menyebar di berbagai negara dan beberapa di antaranya telah melaporkan kenaikan kasus. Dari 22 negara yang melaporkan kenaikan kasus, lima negara dengan kenaikan kasus terbesar adalah India, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Australia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sendiri telah memperingatkan mengenai bahaya Covid-19 subvarian Arcturus ini.
Subvarian Arcturus XBB.1.16 sangat mirip dengan varian “Kraken” XBB.1.5 yang dominan di Amerika Serikat. Kraken merupakan varian Covid-19 yang paling menular. Namun, adanya mutasi tambahan pada protein lonjakan virus yang berfungsi menempel dan menginfeksi sel manusia membuat varian Arcturus lebih menular dan berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih parah. Meningkatnya kasus di kawasan Timur menyebabkan XBB.1.16 dianggap sebagai salah satu varian yang perlu diwaspadai.
Menyikapi masuknya varian Arcturus, pemerintah Indonesia perlu mempercepat vaksinasi booster kepada masyarakat. Seperti diketahui, pemerintah telah meluncurkan program vaksinasi massal yang meliputi tahapan vaksinasi pertama, kedua, dan ketiga atau booster. Vaksinasi booster penting dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat terhadap varian baru virus Covid-19, termasuk Arcturus.
Selain mempercepat vaksinasi booster, langkah lain yang perlu diperhatikan adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan. Kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat dan pengawasan ketat terhadap kedatangan dari luar negeri juga perlu diperketat untuk menghindari penyebaran varian baru ini.
Pemerintah juga perlu meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dan sistem pelacakan kontak (contact tracing) untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan kasus. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi juga harus terus dilakukan. Kerjasama antar negara dan bantuan teknis, seperti dalam bidang pengembangan vaksin dan penelitian terkait varian baru Covid-19, akan sangat membantu dalam mengatasi pandemi ini.
Dalam menghadapi varian Arcturus dan Covid-19 secara umum, tindakan proaktif dan sigap dari pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari komunitas internasional sangat penting untuk mengendalikan penyebaran virus dan mengatasi dampak pandemi.
Baca berita terbaru lainnya di sini.