Sore ini, mata uang Indonesia menguat di posisi Rp13.660 per satu dolar Amerika Serikat, Senin (17/2). Angka ini menguat sebesar 0,24% dibandingkan sebelumnya pada hari Jumat (14/2).
Selain itu, mayoritas mata uang di wilayah Asia melemah melawan dolar AS. Sebanyak 0,21% Peso Filipina melemah, sedangkan Ringgit Malaysia melemah 0,14% dan Won Korea 0,06%.
Data kurs yang dimiliki Bank Indonesia JISDOR (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) rupiah berada di Rp13.693/$1 AS yang menurun dibanding Rp13.707 pada hari Jumat.
Pelemahan Yen Jepang ikut turun 0,05%. Sementara masing-masing dolar Taiwan dan Baht Thailand melemah 0,03% pada dolar AS.
Namun, nilai tukar Lira Turki menguat 0,27%, diikuti dolar Singapura sebesar 0,18%, 0,09% pada Yuan China. Hanya, dolar Hong Kong melemah sebesar 0,03%.
Dibandingkan negara maju seperti negara tetangga AS, Kanada dan menyebrangi samudera, Australia yang nilai tukarnya menguat, Poundsterling Inggris melemah 0,04%. dolar Kanada dan dolar Australia masing-masing menguat 0,09% dan 0,17%.
Untuk mata uang Euro, ia menguat sebesar 0,14% terhadap dolar AS.
Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekurita memberikan penilaian terhadap penguatan pada rupiah ini dikarenakan wabah virus corona yang negara-negara maju lain keluarkan kebijakan terhadap ekonomi negara.
Dalam kesempatan yang lain, ia mengatakan bahwa para pelaku pasar sangat menyayangkan atas peristiwa virus corona yang menyebar secara cepat, yang kemudian memengaruhi defisit neraca dalam perdagangan.
“Meski begitu, kebijakan stimulus yang dilakukan oleh negara-negara perekonomian maju masih disikapi positif oleh seluruh pelaku pasar,” ujar Nafan, Senin (17/2).
Selain itu, ia sebut kinerja pada dolar AS hari ini sangat terbatas, ini juga bisa dikarenakan President’s Day di sana, dengan begitu pasar di Amerika Serikat cenderung sepi.
SUMBER: CNN