Jalan AHY dan Cak Imin untuk Terpilih Sebagai Cawapres

Dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin menarik perhatian masyarakat. Para partai politik yang memiliki kursi di Senayan terus melakukan komunikasi politik meski banyak di antara mereka sudah membentuk koalisi. Figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menjadi salah satu faktor utama yang membuat dinamika politik semakin berkembang.
Para politisi dan tokoh nasional mulai disebut-sebut sebagai figur capres atau cawapres yang akan maju dalam Pilpres 2024. Beberapa nama seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan menjadi capres yang kuat. Di sisi lain, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah dideklarasikan sebagai calon RI-1 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Di antara banyak nama yang bermunculan, saat ini Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjadi pusat perhatian dalam persaingan memperebutkan kursi RI-2 sebagai calon wakil presiden. Kedua tokoh ini memiliki cara tersendiri dalam mengejar posisi tersebut.
PKB tak henti-henti menunjukkan keinginan agar Muhaimin dapat berpasangan dengan Prabowo dalam Pilpres 2024. Partai ini sangat mendukung pembentukan Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang melibatkan Gerindra dan PKB. PKB bahkan menggelar Ijtima Ulama Nusantara untuk meminta pendapat para kyai tentang posisi Muhaimin dalam pilpres nanti. Hasilnya, Ijtima Ulama Nusantara meminta agar Muhaimin maju sebagai capres atau cawapres pada kontestasi elektoral mendatang. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan resmi yang diambil oleh KIR.
Sementara itu, AHY mendapatkan dukungan dari 80 purnawirawan TNI-Polri untuk maju menjadi cawapres Anies Baswedan. Dalam pertemuan yang dilakukan di Cikeas, Bogor, para purnawirawan ini menyampaikan aspirasi mereka di hadapan AHY dan ayahnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Salah satu peserta pertemuan, Ediwan Prabowo, menyampaikan keinginan mereka untuk maju bersama Anies dan AHY demi mewujudkan perubahan.
Mendapatkan kursi cawapres bukanlah hal yang mudah bagi AHY dan Muhaimin. Selain perlu meyakinkan mitra koalisinya, mereka juga harus menghadapi pesaing yang dipertimbangkan oleh rekan koalisinya. Nasdem dan PKS sebagai mitra Demokrat dalam KPP masih mencari figur lainnya untuk mendampingi Anies, seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pilihan ini didasari oleh keinginan Nasdem agar Anies didampingi oleh figur yang bisa menarik konstituen di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada sisi lain, Gerindra memiliki opsi lain untuk menyandingkan Prabowo dengan Ganjar Pranowo. Hal ini terbuka sepanjang Ganjar mau untuk menjadi cawapres. Namun, belum ada kepastian apakah opsi ini benar-benar akan diambil oleh Gerindra.
Hingga saat ini, nasib AHY dan Muhaimin masih belum jelas. Walaupun pimpinan Demokrat dan PKB terus memberikan dukungan agar AHY dan Muhaimin dapat mengikuti kontestasi Pilpres 2024, tantangan yang dihadapi keduanya masih sangat besar. Kesabaran menjelang keputusan yang akan diambil di masa depan menjadi beban tersendiri bagi kedua figur ini dalam mencapai aspirasi mereka menjadi cawapres di Pilpres 2024.