Maskapai penerbangan Garuda Indonesia berencana untuk merancang rute baru dalam penerbangan karena sebelumnya ada rute yang terpaksa ditutup karena wabah virus yang tersebar dari Wuhan, China.
Yenny Wahid, Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bersama dengan Triawan Munaf dan Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia tengah mengadakan konferensi pers terkait rute baru tersebut, di Jakarta, pada Kamis (27/2).
“Untuk menanggapi situasi tersebut, Garuda mengenalkan rute baru sebagai pengganti atas rute yang ditutup karena COVID-19,” ucap Irfan, sambil mengharap bahwa rute-rute baru ini Garuda bisa mempertahankannya dan tidak terganggu virus corona, terkhusus rute dari Denpasar.
Rute baru ini diantaranya Denpasar-Taipei, Denpasar-Dili, Denpasar-Bangkok, Denpasar-Kuala Lumpur, Denpasar-Brisbane, Denpasar-Delhi, dan Denpasar-Mumbai.
Ia memberikan penjelasan atas dampak dari virus tersebut yang menjadikan penurunan pendapatan dari Garuda dengan signifikan. Penurunan ini karena rute ke China yang ditutup dan peraturan atas larangan penerbangan ke Arab Saudi, seperti penerbangan untuk umroh.
Selain itu, kondisi ini ditambah dengan pinjaman Garuda yang sebentar lagi jatuh tempo. Dari segi SDM, Garuda harus memutasi beberapa karyawannya.
“tentu karyawan akan kami alokasi untuk tempat-tempat yang mereka bisa kontribusi lebih baik. Ini memang melelahkan, pukulan beruntun tapi kami percaya bahwa ada jalan,” tambahnya.
Triawan Munaf, Komisaris Garuda Indonesia berharap bahwa rute baru ini bisa beroperasi pada Maret mendatang.
Pihaknya pun sudah memiliki koordinasi pada slot penerbangan pada Kementerian Perhubungan.
“Kita gak mau kerja sendiri, kita mau kolaboasi dengan berbagai pihak, tidak hanya sekadar membuka tapi ada promosinya, dari Bangkok menuju Denpasar. Ada wacana dari Bangkok menuju Yogyakarta karena wisata religi ke Borobudur yang menjadi target umat Buddha Thailand,” jelasnya.
Ia pun menekankan bahwa pihaknya akan bekerja dengan lebih ekstra untuk promosi penerbangan untuk menarik wisatawan.
“Mengatakan itu saja tidak cukup harus ada action promosinya yang secara religius, bercerita tentang sejarah Borobudur agar menarik. Orang gak mau beli sabun, tapi dipromosi sabun dengan menggunakan bintang film orang jadi mau beli, kan,” tuturnya. “Ini sebuah kegiatan menekan harga, memberi fasilitas yang ekstra ada rasa bangga dari kita semua. Indonesia itu indah, orang sekarang membatasi untuk tidak pergi ke luar negeri nanti saja. Kenapa gak di negara yang teraman di dunia.”
Kemudian, ia memaparkan rute yang banyaknya dipilih dari Denpasar dengan alasan untuk meningkatkan wisata Bali yang mudah diakses dan terdampak.
“Kita ingin kembali menggairahkan Bali. Hotel-hotel di sana menderita,” kata Munaf.
“akan terus dikaitkan tujuh destinasi ini yang ke mancanegara juga akan memberikan efek berkelanjutan,” tutupnya.
SUMBER: Antara