Golkar pertimbangkan duet Airlangga-Zulhas untuk pemenangan pemilu

Juru Bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya, mengisyaratkan kemungkinan adanya pasangan Airlangga Hartarto, yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar, dengan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya, Partai Golkar dan PAN dapat mencukupi jumlah presidential threshold (PT) yang diperlukan untuk mengusung capres-cawapres sendiri dengan total 129 kursi di DPR RI. Namun demikian, Tantowi menegaskan bahwa keputusan tersebut belum final.
Tantowi menjelaskan bahwa saat ini Golkar belum dapat memastikan langkah yang akan diambil jelang Pilpres 2024. Keputusan tersebut masih terbuka, dan berbagai kemungkinan bisa terjadi. Sebagai contoh, Golkar masih berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara di sisi lain, partai berlambang beringin tersebut juga tengah menjajaki pembentukan koalisi besar dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Langkah ini diambil guna mendorong Airlangga menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Mengenai kemungkinan maju bersama Zulhas, Tantowi menyampaikan bahwa amanat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar tidak hanya mendorong Airlangga untuk menjadi capres, tetapi juga cawapres. Oleh karena itu, keputusan mengenai kontestasi Pilpres 2024 masih terbuka untuk berbagai macam kemungkinan.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Eddy Soeparno, mengakui adanya pembicaraan mengenai pasangan Airlangga dengan Zulhas. Ia mengaku terbuka dengan kemungkinan tersebut, sebab PAN juga akan bekerja keras jika kadernya sendiri bisa mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Selain menjajaki Airlangga, PAN juga masih melakukan pendekatan untuk mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden.
Kendati demikian, upaya Golkar menjalin koalisi dengan PKB dan Gerindra mendapatkan resistensi dari PKB. Hal ini disebabkan PKB ingin terus mendorong Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, untuk menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Menanggapi hal ini, Gerindra mengaku tidak risau dan memahami bahwa Partai Golkar juga memiliki kepentingan dalam kontestasi Pilpres 2024.
Pilpres 2024 akan menjadi momen penting bagi partai-partai politik di Indonesia, termasuk Golkar dan PAN, untuk memperjuangkan kepentingan dan visi mereka di tingkat nasional. Berbagai kombinasi capres-cawapres masih terbuka dan belum ada kepastian mengenai siapa yang akan melestarikan dan melanjutkan kepemimpinan yang ada saat ini. Kesepakatan dan dukungan antar partai politik akan menjadi faktor utama dalam menentukan calon yang akan berhasil maju dan bersaing dalam pertarungan Pilpres.
Dalam merumuskan strategi politik, partai-partai politik di Indonesia harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kekuatan elektoral, komposisi parlemen, serta aspirasi dan harapan masyarakat. Melalui perjuangan di Pilpres 2024, masyarakat Indonesia diharapkan dapat menilai para calon pemimpin dan memilih yang terbaik untuk memimpin negara. Sementara para partai politik juga harus menyusun langkah-langkah yang tepat untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada masyarakat dan menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam waktu dekat dan masa depan.
Baca berita terbaru lainnya di sini.