Politik

Ganjar bicara peluang cawapres dari kalangan militer

Bakal calon presiden (Bacapres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ganjar Pranowo, mengungkapkan bahwa pihaknya menilai adanya peluang membuka kesempatan bagi bakal calon wakil presiden (cawapres) yang berasal dari kalangan militer. Hal ini disampaikan Ganjar setelah mengikuti deklarasi Relawan Ganjar Punya Rakyat (Gapura) Nusantara yang didirikan oleh sejumlah jenderal purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ganjar menyatakan bahwa setiap sosok dari berbagai kalangan atau kelompok memiliki peluang untuk menjadi pendampingnya dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang. Menurut Ganjar, semua sumber bisa diambil dan nantinya akan dibahas bersama.

Mengenai pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri bakal cawapres Ganjar, Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan bahwa pihaknya akan lebih dahulu menyelesaikan kerja sama PDI-P dengan partai-partai lain. Jika pembicaraan mengenai kerja sama dengan partai sudah selesai, baru penentuan sosok bakal cawapres akan mulai dibicarakan.

Sebelumnya, Megawati menyatakan bahwa dirinya memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo. Pernyataan tersebut ia sampaikan di kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat. Mega juga mengatakan bahwa ia merasa bosan ditanya oleh sejumlah awak media mengenai siapa sosok bakal cawapres Ganjar, dan mempertanyakan mengapa pihak lain masih menunggu dirinya mengumumkan calon pendamping Ganjar.

Sementara itu, Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya menjajaki bakal cawapres Ganjar dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU); pihaknya juga menjajaki dari semua kalangan. Pernyataan tersebut disampaikan Puan saat dikonfirmasi mengenai informasi bahwa PDI-P tengah berkomunikasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengenai kader-kader yang berpotensi mendampingi Ganjar Pranowo.

Sebagai informasi, PDI-P resmi mengusung Ganjar sebagai Bacapres pada bulan Mei lalu. Beberapa hari kemudian, PPP merapat dan memberikan dukungan kepada Ganjar dalam pertarungan Pilpres 2024.

Dalam konteks ini, penting untuk mengingat bahwa pemilihan presiden 2024 akan menjadi ajang penting bagi partai-partai politik untuk memperebutkan posisi pemerintahan dan pengaruh di Indonesia. Dalam menghadapi kontestasi politik, pemilihan calon wakil presiden merupakan salah satu strategi yang perlu dipertimbangkan oleh partai-partai, termasuk PDI-P dan PPP.

Sejumlah nama dari berbagai latar belakang pun mulai bermunculan sebagai kandidat potensial yang akan mendampingi Ganjar Pranowo. Dari militer, beberapa jenderal purnawirawan TNI yang tergabung dalam relawan Gapura Nusantara dikabarkan memiliki peluang untuk menjadi calon wakil presiden. Namun, belum ada kepastian mengenai siapa sosok yang akan mendampingi Ganjar.

Selain dari kalangan militer, PDI-P juga dikabarkan tengah menjajaki kandidat dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), dengan harapan dapat menggaet dukungan dari organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan yang pasti mengenai sosok yang akan mendampingi Ganjar.

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, sangat mungkin masih banyak perubahan dan perkembangan yang akan terjadi mengenai sosok pendamping Ganjar Pranowo. Tinggal kita tunggu, bagaimana proses penjajakan dan penyaringan yang dilakukan oleh PDI-P dan PPP berlangsung, serta siapa sosok yang akhirnya terpilih untuk menjadi cawapres dari Ganjar.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.