Politik

Duet Wacana PDI-P dan Ganjar Dikatakan Lebih Disukai Publik Dibanding Gerindra dan Prabowo

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menegaskan bahwa wacana duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo lebih menguntungkan, jika Ganjar menjadi calon presiden (capres) dan Prabowo sebagai calon wakil presiden (cawapres). Dari berbagai aspek, Ganjar dan partainya, PDI Perjuangan, lebih unggul ketimbang Prabowo dan Partai Gerindra.

Survei lembaga menunjukkan bahwa Ganjar memiliki angka elektoral tertinggi dengan tembus 30 persen. Hal ini menggeser posisi Prabowo yang elektabilitasnya berada di urutan kedua, berbalapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Adi mengatakan bahwa senioritas tidak menjadi penghalang buat keduanya bekerja sama. Misalnya saja, pada Pemilu 2014, Joko Widodo memilih Jusuf Kalla yang lebih senior darinya. Begitu pula pada Pemilu 2019, Kiai Ma’ruf Amin lebih senior daripada Jokowi, namun mereka berhasil memenangkan pemilu.

PDI-P yang menaungi Ganjar merupakan partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut. Pada Pemilu 2019 lalu, partai ini mengantongi 27.053.961 atau 19,33 persen suara, jauh melampaui Partai Gerindra pimpinan Prabowo yang memperoleh 17.594.839 suara atau 12,57 persen. Adi menyebutkan bahwa duet Prabowo-Ganjar diprediksi lebih memungkinkan untuk memenangkan kontestasi pilpres. Prabowo dapat menutupi kelemahan suara Ganjar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, sementara Ganjar unggul di daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Namun, wacana duet ini terhalangi oleh kepentingan masing-masing parpol. Bagi Gerindra, Prabowo merupakan capres harga mati. Deklarasi pencapresan Prabowo telah diumumkan partai berlambang garuda itu jauh-jauh hari sebelum pendaftaran peserta pilpres. Sementara, sebagai penguasa dan satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden, PDI-P enggan menempatkan kadernya “hanya” di kursi calon RI-2. Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan tertinggi partai ini telah menyatakan bahwa partainya bakal mengusung capres dari kader sendiri.

Wacana duet Prabowo-Ganjar datang dari elite Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, dalam kontestasi itu Ganjar dipasangkan dengan Prabowo Subianto, sebagai calon wakil presiden. Namun, Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa partainya mendorong kader internal untuk maju sebagai capres.

Dari berbagai simulasi, kalau Ganjar dipasangkan dengan Prabowo Subianto, tidak ada lawan yang bisa sepadan dan bisa dipastikan bisa menang. Namun, partai masing-masing harus mempertimbangkan kepentingannya sendiri sebelum memutuskan untuk mengusung duet ini.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.