Banyak mahasiswa yang lulus dari universitas yang ternama di dunia ingin langsung memiliki pekerjaan dengan jabatan yang tinggi atau membuat usaha bisnis dengan target yang tinggi. tetapi tidak bagi Vicky Tsai.
Vicky lulus master bisnis dari Harvard Business School. Ia memilik bekerja di kedai kopi franchise, Starbucks dengan pekerjaan sebagai mencuci piring, membuat kopi dan juga membuang sampah di Starbucks China.
Setelah dia lulus, kurang dari seminggu ia langsung bekerja di Starbucks.
“Saya lulus sekolah bisnis pada hari Kamis atau Jumat, dan langsung terbang ke Shanghai. Dan pada Selasa pekan depannya, aku sudah mengatur dan membersihkan meja, membuka kedai,” tutur Vicky sesuai yang dikutip dari CNBC, Selasa 14 Januari.
Pengalamannya di tahun 2006 adalah bagian dari pekerjaan korporasi setelah ia lulus sekolah. Ia bekerja di Starbucks guna untuk memperluas link pasarnya di China.
“Orang-orang korporasi di Starbucks diperbolehkan untuk bekerja secara langsung. Tentu saja ini membuat saya merasa sangat stres, membuat kopi yang tak pernah Anda tahu, dan konsumen menjadi marah. Tak hanya itu, saya juga membuang sampah dan mecuci piring,” jelasnya.
Hari-hari yang ia lalui di Starbucks banyak dengan membuat konsumen merasa marah atau kecewa atau hanya sekadar mencuci piring saja. SDM yang dimiliki Starbucks ialah dengan memahami pengalaman para pekerja tokonya dari pekerjaan yang paling awal dulu.
Selama bekerja dalam 6 bulan di Starbucks, akhirnya pengalamannya terbayar dan ia berhasil untuk melakukan startegi peluncuran produk untuk konsumen Starbucks di China. Strategi tersebut termasuk dengan pengenalan botol Frappuccino untuk musim Olimpiade Beijing tahun 2008.
Tidak heran kini China memiliki gerai kedai Starbucks sebanyak 4.100 kedai yang terdapat di 168 kota di China.
“Koneksi kita dengan pekerjaan yang terpenting. Saya dapat memahami pengalaman dari para barista tentang apa yang menyenangkan mereka dan apa yang tak mereka sukai dan tentu saja realita tentang bagaimana cara meminta mereka melakukan sesuatu, itu penting.” tuturnya.
Ia mengaku telah mengambil banyak pelajaran dari pengalaman yang ia dapatkan selama bekerja di Starbucks. Bahkan di tahun 2009 ia mendirikan perusahaan perawatan kulitnya sendiri yang disebut dengan Tatcha. Produknya ini bahkan dipakai oleh seleb dunia seperti Meghan Markle dan Kim Kardashian.
SUMBER: Liputan 6