BPBD Cianjur Mendirikan Tenda Darurat untuk Korban Gerakan Tanah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat telah mendirikan tenda darurat untuk warga yang menjadi korban pergerakan tanah dan terpaksa mengungsi. Hal ini dilakukan mengingat pergerakan tanah berisiko terus meluas dan bertambah dalam.
Diketahui, sebelumnya tujuh rumah warga di Kampung Pasirmanglid, Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, rusak dan puluhan rumah lainnya terancam akibat pergerakan tanah ini yang terjadi setelah hujan turun deras. Rudi Wibowo, Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, menambahkan bahwa sekitar 32 jiwa mengungsi sebab rumah mereka mulai mengalami retak akibat pergerakan tanah.
Untuk mengantisipasi situasi ini, BPBD kemudian mendirikan dua tenda darurat dengan kapasitas 20 orang untuk setiap tenda. Tenda ini dijadikan tempat mengungsi bagi warga yang rumahnya rusak berat, sedang, dan ringan. Kondisi ini tentu meresahkan warga apalagi jika hujan deras berpotensi kembali turun dan menyebabkan pergerakan tanah terjadi kembali.
Sejauh ini, para pengungsi telah mendiami tenda darurat yang disediakan oleh BPBD. Hal ini lantaran pergerakan tanah masih terus terjadi. Bahkan, baru-baru ini juga ada laporan mengenai dua rumah yang mengalami kerusakan pada lantai dan kaca jendela pecah. Akibatnya, pemiliknya harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Begitu pula dengan Camat Sukanagara, Roby Erlangga, yang mengatakan pihaknya akan menjamin kebutuhan warga selama mereka mengungsi. Terlebih, hingga saat ini belum dapat dipastikan sampai kapan warga harus tinggal di tenda darurat ini, mengingat curah hujan yang tak menentu, terutama saat sore hari.
Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, pihak kecamatan telah mendirikan dapur umum dan pos layanan kesehatan. Dengan demikian, warga tidak perlu khawatir untuk kembali ke rumah mereka untuk sementara waktu. Pasalnya, pergerakan tanah masih terus berlangsung dan mengancam kawasan tersebut.
Sementara itu, BPBD dan pemerintahan setempat terus bekerja sama dalam upaya penanggulangan bencana ini. Mereka terus melakukan evaluasi dan pemantauan keadaan di lapangan agar dapat segera mengambil langkah yang diperlukan jika terjadi kondisi yang lebih kritis.
Di sisi lain, perlu juga diingatkan kepada warga untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan diri dan keluarga. Mengingat pergerakan tanah ini, warga diimbau untuk mengikuti aturan dan arahan dari pihak yang berwenang sekaligus melaporkan kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh pergerakan tanah ini tentu sangat mengkhawatirkan, terutama bagi warga yang terkena dampak langsung. Namun, dengan komitmen pemerintah dan kesiapsiagaan warga, diharapkan evakuasi dan pemulihan bisa dilakukan dengan cepat.
Dalam menghadapi bencana seperti ini, diperlukan upaya bersama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Dengan koordinasi yang baik, penanganan bencana akan berjalan lebih efektif dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Selain itu, kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana juga menjadi kunci. Pasalnya, bencana alam sulit diprediksi dan kita harus siap jika sewaktu-waktu terjadi.
Baca berita terbaru lainnya di sini.