Politik

Bareskrim Memanggil Ibu-ibu yang Bersorak di DPR Saat Rapat Kapolri

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil seorang ibu yang melakukan protes keras dan berteriak saat rapat kerja Kapolri dengan Komisi III DPR, dan meminta perwakilan korban lain yang ikut serta dalam kejadian tersebut untuk hadir di Gedung Bareskrim di Jakarta Selatan.

Hal ini disampaikan Agus usai kejadian tersebut, dan ia menegaskan bahwa mereka yang berteriak tersebut merupakan korban investasi dari koperasi. Mereka menyampaikan keluhan mereka langsung kepada Kapolri mengenai penanganan kasus investasi bodong yang sampai saat ini belum terselesaikan. Agus menambahkan bahwa jika dilihat dari keterangan para korban tersebut, ada kemungkinan ada keterkaitan antara para korban yang berujung pada satu pelaku.

Agus memastikan bahwa tim yang menangani kasus ini akan bertemu dengan para korban pada besok hari. Menurut Agus, kasus ini diduga terjadi di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Ia mengatakan jika memang ada keterkaitan dengan kasus tersebut, pihaknya akan segera menindak lanjuti.

Sebelumnya, terjadi kejadian yang cukup mencuri perhatian saat seorang ibu berpakaian putih secara tiba-tiba marah-marah dan berteriak-teriak dalam ruang rapat Komisi III DPR saat rapat kerja antara Kapolri dan Komisi III DPR sedang berlangsung. Ibu itu langsung berteriak kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari balkon ruang rapat.

Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Mahesa kemudian meminta agar ibu itu dikeluarkan oleh pihak pengamanan dari ruang rapat, karena bukan merupakan anggota dewan. Namun, ibu itu masih belum dikeluarkan dari balkon ruang rapat dan melanjutkan protesnya kepada Kapolri. Ibu tersebut mengaku laporan polisi (LP) yang telah mereka layangkan belum juga diproses meskipun sudah dua tahun berlalu.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi teriakan dari ibu itu dan mengatakan bahwa ia akan menemui ibu tersebut. “Biar saja. Nanti dia ketemu sama saya, enggak masalah,” kata Sigit sambil menunjuk ke arah balkon. “Jalan di tempat, ya Allah. Ribuan korban kami. Hampir Rp 500 miliar,” teriak ibu itu. Setelah kejadian tersebut, rapat kerja antara Kapolri dan Komisi III DPR kembali dilanjutkan.

Ibu itu kemudian tampak digiring keluar oleh pengamanan internal DPR dan kepolisian, walaupun ia masih terus berteriak-teriak. Tak lama setelah itu, Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena) Irjen Wahyu Hadiningrat menemui ibu tersebut, dan turut serta Kadiv Propam Irjen Syahardiantono. Ibu itu kemudian dibawa oleh polisi ke dalam ruang tamu.

Rapat antara Kapolri dan Komisi III DPR masih berlangsung hingga saat ini. Berdasarkan kertas yang dibawa oleh ibu itu, ia merupakan korban penipuan Koperasi NMSI. Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait tentang pentingnya penanganan kasus investasi bodong agar tidak menimbulkan korban berikutnya dan merugikan masyarakat luas. Selain itu, peran serta kontrol dari pemerintah dan lembaga negara dalam pengawasan terhadap praktik investasi juga harus ditingkatkan untuk mencegah hal serupa terjadi di masa depan.

Baca berita terbaru lainnya di sini.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.