
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Bersenjata Singapura atau Singapore Armed Forces (SAF) telah memperlihatkan kesamaan belakangan ini. Kedua angkatan perang ini telah membukukan catatan yang cukup menarik pada tahun ini. Yudo Margono, laksamana bintang empat, menjadi Panglima TNI pertama yang menjabat selama lebih dari satu dekade terakhir. Di Singapura, Aaron Beng Yao Cheng yang berlatar belakang Angkatan Laut Singapura (Republic of Singapore Navy) menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Singapura pertama yang berbintang tiga. Dia menggantikan Melvyn Ong, yang berasal dari Angkatan Darat.
Kerja sama di antara TNI dan SAF ini didasarkan pada program patrol terkoordinasi Indonesia-Singapura. Koarmada I dari TNI dan Maritime Security Command/Maritime Security Task Force dari SAF bertanggung jawab untuk melakukan patroli ini. Selain itu, kerja sama juga telah lama berlangsung dalam format patroli terkoordinasi di kawasan Asia Tenggara, yaitu dalam Malsindo (Malaysia, Singapura, dan Indonesia). Program ini bertujuan untuk menekan perompakan (piracy) yang kerap mengganggu kapal-kapal niaga di selat.
Kerja sama ini juga menghadapi kendala seperti terbatasnya sumber daya dalam merespons kejadian yang berhasil dipantau oleh patroli udara. Oleh karena itu, diluncurkanlah program “Eyes in the Sky” (EiS) yang memungkinkan pesawat patroli terbang di atas laut teritorial negara anggota sejauh tiga mil laut. Sayangnya, program ini relatif kurang sukses karena terbatasnya sorti penerbangan.
Kerja sama Indonesia dan Singapura patroli terkoordinasi ini merupakan upaya yang layak diapresiasi. TNI AL juga harus menjalin kerja sama dengan Royal Malaysia Navy/RMN guna menjaga semangat kebersamaan antarmatra laut di Selat Malaka tetap solid. Pada saat yang sama, forum kerja sama multilateral Malsindo juga harus tetap dipertahankan. Dengan kepemimpinan KSAL Muhammad Ali yang gencar melakukan muhibah ke beberapa sejawat di kawasan, harapan untuk kerja sama bilateral dan multilateral akan terwujud.
Kerja sama adalah kata kunci dalam upaya mengamankan laut. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang bisa mengamankannya sendirian. Oleh karena itu, kerja sama di antara TNI dan SAF ini harus diiringi niat baik supaya kawasan Selat Malaka semakin aman dengan patroli terkoordinasi Indonesia-Singapura dan patroli-patroli lainnya.