Politik

Alex Klaim Mengajak Saut Situmorang dan Rekan-Rekan untuk Bertemu di Lantai 15 Saat Demonstrasi Menuntut Pemecatan Firli

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan bahwa ia menawarkan sejumlah mantan pimpinan KPK yang melakukan demonstrasi kemarin untuk meminta penggantian Ketua KPK Firli Bahuri, agar melakukan diskusi di ruang kerjanya. Namun, tidak ada mantan pimpinan KPK yang mau menerima tawaran tersebut.

Alex mengatakan bahwa ia menjelaskan kepada mereka bahwa hendak menjelaskan sejumlah hal yang dipersoalkan dan dipertanyakan mereka. Termasuk, salah satunya, mengenai dugaan kebocoran dokumen penyelidikan dalam penanganan perkara di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sejumlah pimpinan KPK yang berunjuk rasa termasuk mantan Ketua KPK periode 2011 Abraham Samad, Ketua KPK periode 2015 Saut Situmorang, eks Wakil Ketua KPK periode 2011 Bambang Widjojanto. Kemudian, mantan penasehat KPK Abdullah Hehamahua dan Budi Santoso, eks penyidik KPK Novel Baswedan, dan sejumlah pegawai KPK yang dipecat.

Saut Situmorang membantah sesuai dengan pernyataan Alex. Menurut Saut, di dalam ponselnya tidak terdapat pesan dari Alex baik saat berunjuk rasa maupun setelah meninggalkan KPK. Selain itu, Saut menambahkan, jika Alex memang mau beramah tamah menyambut mantan pimpinan KPK, ia bisa meminta ajudannya menemuinya di bawah. Menurut Saut, ajudan Alex belum berganti dan masih ia kenali.

Demikian pula, Abraham Samad juga membantah menerima tawaran dari Alex untuk bertemu di lantai 15 gedung KPK. Samad mengatakan bahwa ia tidak pernah menerima kabar mengenai undangan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah pimpinan KPK berunjuk rasa meminta Firli dicopot dari Ketua KPK karena diduga melakukan pelanggaran etik hingga pidana. Firli diduga membocorkan dokumen hasil penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian ESDM.

Setelah berunjuk rasa, Saut dan koleganya melaporkan Firli ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Mereka membawa berkas 39 halaman berisi berbagai dugaan pelanggaran etik Firli. Sementara itu, Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri mengatakan, saat ini dugaan kebocoran data tersebut telah dilaporkan ke Dewas KPK.

Menurut Ali, pihaknya menyerahkan persoalan tersebut sepenuhnya kepada Dewas. Pihaknya yakin, Dewas akan bertindak profesional sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan independen. “Kita semua tentu juga menunggu hasil tindak lanjut dari Dewas KPK tersebut,” ujar Ali.

Dugaan kebocoran dokumen penyelidikan dalam penanganan perkara di Kementerian ESDM menjadi isu serius yang dihadapi KPK. Kebocoran ini telah menimbulkan kecurigaan dan keraguan masyarakat terhadap integritas lembaga ini. Oleh karena itu, pihak KPK perlu mengambil langkah-langkah tegas dan transparan untuk mengatasi masalah ini.

Mantan pimpinan KPK yang melakukan demonstrasi tersebut memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi dan keprihatinan mereka terhadap kondisi KPK saat ini. Namun, seharusnya mereka juga mau berbicara dan berdiskusi dengan pihak KPK agar dapat saling memahami dan mencari solusi bersama dalam menghadapi masalah ini.

Seperti disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, pihaknya ingin menjelaskan dan membahas sejumlah hal yang dipersoalkan oleh mantan pimpinan KPK ini. Namun sayangnya, mereka enggan untuk datang dan berbicara mengenai permasalahan tersebut.

Pada akhirnya, penyelesaian masalah ini akan sangat bergantung pada kinerja dan keputusan Dewan Pengawas KPK. Seluruh pihak yang terlibat dalam kasus ini, baik mantan pimpinan KPK maupun pihak KPK yang saat ini menjabat, perlu bekerja sama dan saling mendukung dalam upaya pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.

Sebagai lembaga yang menjadi ujung tombak dalam pemberantasan korupsi, KPK memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Oleh karena itu, KPK harus terbuka dalam menghadapi masalah ini dan menunjukkan kepada publik bahwa mereka serius dalam mengatasi permasalahan dan melakukan perubahan yang diperlukan.

Baca juga: Ketika Para Senior KPK Turun Gunung, Mereka Meminta Pemecatan Firli dan Mengancam Melaporkan ke Polisi.

Arya Pratama

Arya Pratama adalah seorang jurnalis senior yang fokus pada berita politik. Ia telah bekerja untuk beberapa media terkemuka di Indonesia. Selama kariernya, Arya telah meliput berbagai peristiwa penting di dunia politik Indonesia, termasuk pemilihan umum, sidang parlemen, serta peristiwa-peristiwa penting di tingkat nasional dan internasional.